Senin, 04 Februari 2013

PELAYAN KECIL YANG BERANI

Sebenarnya Paulus kecewa dengan banyak kelompok ditengah jemaat Korintus yang terprovokasi dengan sejumlah pemberita Injil yang datang kemudian ke jemaat itu dengan menunjukkan surat keterangan tentang dirinya atau tepatnya surat pujian (boleh jadi para rasul lain memberikan keterangan terhadap nama seseorang sehingga dia diterima di tengah jemaat), sebab dengan keterangan tersebut seolah olah Paulus lebih rendah karena tidak menunjukkan surat atau ijasah yang menunjukkan dia telah menamatkan satu sesi pelajaran di perguruan tinggi misalnya, atau dikenal dengan baik pelayanannya oleh rasul2.

Sebaliknya yang datang belakangan sesudah Paulus mendirikan jemaat Korintus seolah lebih tinggi, berkualitas, walaupun hanya tertuang diatas kertas belum teruji dalam pelayanan yang nyata. Menyedihkan memang, dari  banyak sumber mengatakan surat-surat pujian itu membuat penginjil baru itu diterima dan mendapat perbelanjaan dari jemaat Korintus. Ini menjadis alah satu dasar  bagi Paulus membela kerasulannya. Mendasarkan sebuah penilain  atas kualitas seseorang dengan sehelai kertas keterangan tidaklah adil, apalagi kalau hal tersebut bisa menghambat orang yang benar-benar memberi perhatian dan karyanya bagi kemajuan pelayanan.
Nampaknya mereka bukan saja merendahkan Paulus tetapi juga masih mengajarkan lebih utama dan berkutat seputar pentingnya hukum taurat Musa dalam kejhidupan sehari-hari. Bagi Paulus mereka adalah "super apostel" yang menjadi lawan, sebab tegas bagi Paulus bahwa Hukum Taurat yang mementingkan amal membawa manusia kepada kematian karena tidak ada seorangpun yang mampu melakukannya. Kini Yesus Kristus yang menangkap dia dan menariknya kepada pekerjaan pelayanan inilah yang paling utama danpenting sebab memberikan kehidupan sebagai anugerah dari Sorga.

Paulus dengan berani mengatakan bahwa bukti kemampuan mereka bukan berada di atas helai kertas yang mdah hancur remuk, tetapi warga jemaat yang telah menerima Kristus, bertobat adalah bukti otentik dari pekerjaan Paulus tersebut.Jemaat adalah surat pujian yang paling otentik. Paulus memang adalah rasul yang tidak mengandalkan syarat-syarat legalis seperti  mereka itu, walaupun sebenarnya dari segi kemampuan berteologi Paulus adalah murid Gamaliel profeesor yang kesohor itu. Paulus ahli juga dalam ke yahudian, seperti dia katakan:  "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.(Kis 22:3).
Tetapi bagi Paulus jauh lebih penting sekarang menjadi pemberita Injil Kristus untuk mengungkapkan rahasia kasih Allah di dalam Kristus kepada semua manusia. Kasih Allah di dalam Yesus yangbegitu besar dan mulia (Yoh 3:16) menjadi inti keberanian mereka agar semakin banyak orang mengenal kasih itu sendiri.
Paulus luar biasa saudara...menjadi orang yang berani menerobos dinding tradisi, batas-batas budaya dan negara untuk memberitakan Injil tersebut, walaupun dia harus mengalami banyak penderitaan dan penganiayaan. ancaman kematian dan keprihatinan lainnya. Dia keluar dari negerinya bahkan hingga benua Eropa tepatnya ke negeri Roma, Athena, Turki, dan sepanyol sekarang ini. Kenapa atau bagaimana   rupanya  yang di sasar oleh Paulus?
Kalau kita ringkaskan teks kita dengan epistel hari ini  seolah berkata begini: Pemberita-pemberita yang oleh banyajk sumber tadi sebagai super apostel tak jauh beda dengan Musa  yang menyelubungi wajahnya sehingga bani Israel tidak leluasa melihat wajah yang bersinar oleh kemurahan Allah tersebut. Lawan-lawan paulus ingin menutup anugerah Allah, sama dengan bangsa Israel yang menolak Yesus. Padahal Yesus adalah kepenuhan dari seluruh janji janji Allah. Yesus adalah Mesias juru selamat yang telah dijanjikan dalam Perjanjian lama.endapat anugerah Allah berupa Dialah kepenuhan dari kasih Allah untuk menyelamatkan manusia sehingga hukum taurat tersebut tidak yang utama lagi.

Tentu amat berbeda dengan Paulus yang denganpenuh sukacita memberikan segenap hidupnya untuk memberitakan karya penyelamatan Allah itu.bukan faham Paulus tentang Perjanjian Lama dan bukan tidak mengerti  tafsiran hukum-hukum Musa. dia adalah seorang farisi dan muri Gamaliel. Tetapi setleh perjumpaannya dengan Yesus, Allah telah memberi pengertian baru baginya akan keselamartan yang semata-mata adalah anugerah Allah. Ppaulus menilai betapa  mulianya  pelayanan yang memimpin kepada pembenaran (3:8-9). Oleh karena pengharapan sedemikian maka Paulus beserta teman-temannya tidak merasa malu, tidak perlu harus membawa surat-surat pujian, sebab target mereka adalah turut serta menyingkapkan selubung perjanjial lama tersebut.
Paulus menegaskan perjanjian lama mengurung manusia dengan segala hukum-hukumnya (ingat bahwa agama Yahudi yang berdiri diatas taurat mmusa memahami jalan keselamatan hanya melalui perbuatan yang diatur begitu rinci dalam aturan-aturan yang formal dan mematikan), orang-orang terhukum sebenarnya tidak memiliki raut wajah yang mulia. Tetapi orang yang menerima Kristus menjadi orang merdeka, mereka memiliki wajah yang bersinar mulia semakin menuju kesempuraan kesegambaran dengan Allah di dalam diri Kristus. Memang itu berat, menerobos batas tradisi budaya bahkan agama merupakan tindakan berat berisiko, dihukum tetapi Paulus bersyukur dia diterima dalam pelayanan Kristus.
Dari uraian diatas ada beberapa catatan yang penting bagi kita:
1. Bersyukurlah karena kita dia terima dalam keluarga kerajaan Allah. Kita tidak tersesat dalam rupa-rupa tawaran dunia ini. di dalam dia kita akan dipermuliakan.
2. Kita tidak perlu menjadi malu sebagai orang Kristen, sebab yangkita singkapkan itu adalah berita mulia mengenai kasih Allah akan manusia.
3. Di dalam Dia, kita semakin disempurnakan. sehingga kesegambaran kita dengan Allah semakin nyata.


0 komentar:

Posting Komentar