Jumat, 08 Maret 2013



            AKULAH SI ANAK HILANG ITU

Setelah membaca renungan ini, saya memahami satu hal: Bapa sorgawi kita, amat menyayangi walaupun kita telah hilang...jauh dariNya, melukai hatiNya, tidak merindukanNya, telah menghabiskan hartaNya. Tapi Dia menunggu kapan kita kembali, untuk menerima dan mengasihi kita kembali dengan segenap kasih.

Marilah kita melihat bagaimana Lukas mengungkapkan rahasia kasih Bapa kita itu. Dia menggambarkan Bapa dengan seorang bapa dengan dua anak, si bungsu meminta harta warisan yang patut dia terima (walaupun sebenarnya bagi orang Yahudi setelah meninggallah orang tuanya baru warisan baru dibagi. Ini menggambarkan bahwa si bungsu juga telah akan memutuskan hubungan dengan bapanya tersebut, bahkan mungkin menggaggap bapanya telah mati, hehehe..memang anak ini tak layak untuk ditiru.Oh satu lagi...dia ini sianak bungsu lho...sama orang Batak si bungsu disebut siappudan. Bagi orang Batak siuappudan Tidak pernah dikasih merantau karena orang tuanya paling mengasihi. Tidak dibolehkan pisah rumah walaupun telah menikah. Harus tetap serumah dengan siappudannya. Dan menurut adat Batak rumah peninggalan orang tua adalah warisan utama bagi siappudan tadi. Dialah yang merawat orang tuanya hingga meninggal kelak. Bayangkan sakitnya perasaan seorang bapa ditingglkan siappudannya). Bapanya tersebut akhirnya memberikan harta tersebut...dan pergilah dia ke negeri yang jauh menghabiskan hartanya.Hingga musim berganti dan habislah uangnya. Tak terbayang si anak bungsu ini terpaksa bekerja di peternakan babi (Ini,satu keadaan yang seharusnya terjadi, sebab babi adalah binatang haram dan pemeliharanya adalah kafir. Orang Yahudi terpaksa memburuh dan makan dari piring piring para najis, berarti keadaan perut keroncongan si anak ini telah menggadaikan statusnya sebagai anak Israel yang kudus hanya demi sesuap nasi). Keadaan itu mengingatkan dia perihal bapanya yang kaya raya sehingga dia rindu pulang. dan memang dia pulang.

Walau masih jauh bapanya mengenal anaknya tersebut dan berlari menyongsongnya memeluknya, menciumnya (saya tak bisa menggambarkan haru birunya hati bapa yang baik hati itu setelah lama menunggu kepulangan anaknya kini ada didepannya.Bayangkan saja kita yang telah lama berpisah dengan anak bungsu kita dan kemudian dia pulang). Tak heran bapanya menyuruh para hambanya mempersiapkan pesta perjamuan, menyematkan cincin ke jari tangan serta memberi jubah baginya. Artinya si ayah bukan menerimanya sebagai buruh seperti yang dipikiri anak tersebut, tetapi telah memulihkan statusnya sebagai anak seperti sebelumnya.

Ini yang membuat si sulung cemburu seolah olah dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang, pada hal dialah yang tidak mengenal siapa sesungguhnya bapa tersebut. Dia memang selalu bersama dengan bapanya, tetapi tidak mengenalnya...kasihan. Sebenanya, kedua anaknya itu rupanya telah hilang...walaupun si bungsu jauh merantau ternyata lebih jauh lagi si sulung ini tersesat...tidak mengenal bapanya padahal diapun bisa meminta apa saja kesukaan hatinya.

Yesus mau mengatakan ayah dalam cerita ini adalah Bapa sorgawi kita dan kedua anak itu adalah kita manusia. Kalau dalam cerita ini si bungsu adalah orang-orang yang baru mengenal Bapa, sementara si sulung adalah para kaum farisi, yang tetap tinggal  melayani di rumah Bait Allah, tetapi tidak mengenal secara utuh siapa sebenanya Bapa tersebut. Keduanya adalah sama sama hilang...tetapi si bungsu masih ingat pulang kembali ke rumah bapanya.
Terus terang...kitalah anak hilang itu, aku, anda...Bapa kita sedang menunggu kapankah kita si anak bungsu akan pulang...setelah kita menghabiskan pemberian Tuhan begitu lama. Kasih Bapalah satu satunya harapan kita untuk keselamatan, dan telah dia tunjukkan saat Yesus harus tersalib demi keselamatan kita. Dosa yang telah merenggut hubungan baik sehingga terputus, kini jalan ke sorga telah dia bukakan bagi kita. Bahkan sesungguhnya tidaklah layak bagi kita menjadi pewaris sorgawi, tetapi Yesus telah mempersiapkan tempat bagi kita di sorga (Yoh 14:1-4).

 Lihat....betapa banyak yang Tuhan berikan bagi anda, kesehatan, keluarga, anak, istri yang cantik, suami yang tampan dan bertanggng jawab. Dia mengisi mangkuk mangkuk anda setiap  hari sehingga tidak ada yang kelaparan. Hasil panen yang baik, karier yang lmayan. Memang boleh jadi kita mengalami peristiwa pahit getir...tapi itu bukan pekerjaan apa disorga...dia justru bersama kita pada saat kita sakit, mengalami kerugian, kegagalan berpacaran...dan derita lainnya. Tetapi jujurlah....kita sering bahkan teramat sering meninggalkan Tuhan....seolah olah kita tidak merindukannya...mendengar suaranya di gereja di kebaktian rumah tanggapun kita tidak sudi.

Janganlah seperti si anak bungsu, hanya penderitaanlah yang membuat dia kembali kepada Bapanya. Inilah saatnya berkemas, dankembali ke rumah bapa.

Tapi sebentar, apakah anda sianak sulung itu? yang senantiasa mendengarkan suaranya, hidup di rumahnya tapi tidak mengenalnya juga? kalau lebih spesifik lagi, apakah anda pendeta, penatua, deaken, bibelvrow, anggota majelis, bahkan mungkin pimpinan di gereja yang  anda tetapi anda sudah menganggap suara teguran nasehat itu sudah biasa dan tidak ada lagi getar rasa saat suaranya memanggilmu? anda bisa saja telah hilang bahkan lebih hilang dari sianak bungsu itu..

Tetapi siapapun kita marilah menyadari bahwa kitalah sianak hilang itu dan kembalilah kepadaNya sebab Dia rindu menantikan kedatangan kita...

0 komentar:

Posting Komentar