Kamis, 31 Juli 2014

                              TERIMALAH FIRMAN HIDUP SEBAGAI ROTI KEHIDUPAN
                  Nas : Yesaya 55:1-5                                             Nas Pembimbing: Matius 14:13-21

Saudara yg kekasih,
Bagi sebagian besar manusia ketersediaan makanan/ minuman meningkat posisi kesulitan untuk mendapatkannya dari tahun ke tahun. Di banding 20 tahun lalu, bisa dikatakan setiap tahun harga bahan-bahan makanan semakin mahal dan sulit untuk dijangkau. Setelah lebih dari 10 tahun bersama dengan beberapa teman mendampingi para petani di SUMUT nampak dengan gamblang kondisi-kondisi tersebut. Ada banyak penyebab krisis ketersediaan pangan dan air bersih, disamping pemerintah belum mampu mengintensifkan lahan lahan yang ada dengan teknologi, tetapi juga buruknya kondisi pemerataan keadilan terhadap pertanian, misalnya pupuk bersubsidi yang hilang, hasil pertanian yang dibeli begitu murah harganya tetapi dijual mahal oleh para tengkulak atau agen-agen. Tidaklah mengherankan bahwa petani kita sebagai provider kebutuhan sumber makanan bagi masyarakat luas adalah pihak yang miskin dan kelaparan. Pemerintah menyebut mereka petani yang mulia, tetapi tidak pernah menghargai perjuang-perjuangan mereka.
Kala kesulitan makanan bangsa Israel memiliki referensi kepedulian Allah membuka pintu sorga dan memuaskan umatnya yang kelaparan. Keluaran mencatat bagaimana Tuhan menurunkan manna dan daging untuk  memuaskan kelaparan umatnya (Kel 16). Oleh karena itulah undangan makan minum gratis bahkan membawa karung untuk membawa gandum menjadi peristiwa yang bisa saja terulang saat penderitaan pahit di Babel tersebut. Hanya Tuhan yang bisa menjadi tumpuan harapan, tidak mungkin dari penindas-penindas tersebut. Mereka yang miskin danterbuang tidak mungkin mengharap apalagi bermimpi. Tapi sekali lagi Allah mengatur perjalanan lebih kurang 70 tahunpembuangan itu penuh arti penuh makna. sehingga banyak ahli mengatakan 70 tahun itu adalah universitas terbaik bagi Israel. Sebab mereka semakin menyadari betapa hebatnya Tuhan memelihara hidup, dan menyadari luar biasanya tindakan-tindakan Tuhan mengangkat mereka dari kehinaan menjadi berarti.
Saya tidak tahu apakah anda pernah dijamu Allah dengan perjamuan di gurun pasir tersebut, saat segala kemungkinan telah habis, saat pintu-pintu bantuan seolah tertutup. saat kita sudah hampir mengatakan bahwa segala kemungkinan telah berakhir, tetapi keajaiban dari Allah  merobah segala kemustahilan menjadi benar benar nyata. Saya percaya setiap orang pernah mengalami pemeliharaan Tuhan tersebut, sebagaimana saya juga pernah mendapatkan manna, daging lejat bahkan anggur segar di tengah gurun pasir kehidupanku, Sama seperti Elia di tepian sungai Kerit, walau tidak ada restoran penyedia makanan, walau tidak ada lagii yang bisa memberi sedikit roti, tidak ada lagi Janda di Sarfat, tetapi Allah memberi makan Elia dengan perantaraan burung gagak. Kisah Elia dengan burung gagak di tepi sungai Kerit dan seorang janda  bisa anda bacadalam 1 Raja raja 17:1-24
Oleh karena itulah Allah melalui Yesaya mengungkapkan bahwa dibalik semua pemberian kebutuhan jasmani, masih ada yang lebih penting yakni makanan rohani yang menjamin setiap konsumernya tidak mengalami kelaparan lagi, yakni mendengar Firman Tuhan. Ayat 3 mengatakan : Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup. Menerima Firman yang menjadi daging di dalam Yesus menjadikan kehidupan semakin berarti di hadapan Tuhan sebab kita beroleh janji-janji tentang sorga tersebut.
Kalau kita membaca kisah pemberian makan 5000 orang  (Mat 14:13-21) dalam versi Johanes (Yoh 6), ternyata cerita tersebut tidak berakhir dlam kisah seputar mujizat pemberian makan 5000 orang tersebut. Hari kemudian orang juga berkumpul dan Yesus tahu motivasi mereka karena mereka sudah mendapat roti dan kenyang, tetapi Yesus menekankan, paling utama adalah memakan roti yang tidak membuat lapar lagi. Yesus mengatakan :" Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya".(Yoh 6:27). Waktu mereka mendesak lebih real, Yesus menjawab:" "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah".(Yoh 6:29). Lebih lagi Yesus mnerangkan :" Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi" (Yoh 6:35).
Apa yang di jelaskan Yohanes, itulah initi terdalam Yesaya 55:3-5 tersebut, meyakinkan dari segala kebutuhan jasmani ini masih ada yang paling utama lagi yakni percaya kepada Yesus sebagai Anak Allah yang menjadi kurban penghapusan dosa bagi kita, saat Yesus telah ditentukan menjadi pengganti kita di kayu salib. Dialah kehidupan itu, firman yang menjadi manusia.

Di tengah pergumulan hidup akhir akhir ini, semakin sulit menghindari pengutamaan pencarian hidup jasmani berupa materi yang bisa mengenyangkan hidup lahiriah kita. Kebutuhan semakin meningkat ditimpali oleh hidup modern berdasar pada faham hedonisme menjadi jadi, sehingga terkadang batas antara yang haram dan halal tidak aktual lagi untuk dibicarakan. Perlu diingatkan bahwa hidup ini akan berakhir juga, sebab tidak ada seorang pun yang mampu hidup lebih lama dari100 tahun. bahkan mayoritas hidup  berakhir sebelum 100 tahun.  Tetapi hidup jilid dua, yang terjadi setelah hidup di dunia ini akan berlangsung, namun jelas Yesus menekankan bahwa percaya kepada Dia Firman yang hidup menjadi modal kita untuk bisa memasuki kehidupan jilid dua tersebut. Tentu gereja menginginkan agar jemaatnya jangan hanya hidup dalam dunia ini saja tetapi juga hidup dalam dunia yang akan datang, menjadi umat Allah yang setia di Jerusale Baru kota tanpa air mata itu (Wahyu 21:1-5).

Maka mimbar gereja enantiasa menjadi podium proklamasi kasih Allah yang sejati agar orang percaya memilih hidup seiring Firman Tuhan dan setia untuk menjalaninya hingga akhir hidupnya. INILAH SAATNYA MENERIMA FIRMAN TUHAN SEBAGAI ROTI HIDUP YANG MENGENYANGKAN HINGGA SELAMA LAMANYA.



 

0 komentar:

Posting Komentar