Sabtu, 09 Agustus 2014

ALLAH  ADA SAAT BADAI ITU DATANG
Matius 14:22-33

Saudara di dalam Kristus,
Di perikop sebelum renungan ini, Yesus ternyata baru melakukan mujizat besar yang tidak bisa dilupakan masyarakt sekitar galilea ketika itu. Yesus memberi makan 5000 orang hanya dengan bahan 5 roti dan 2 ikan kumpulan yang kelaparan itu dipuaskan, bahkan masih sisa 12 keranjang. Allah sebagai sumber kehidupan mejadikan peristiwa besar yang tidak bisa dilakukan oleh siapa pun termasuk raja-raja di dunia ini. Oleh karena itulah kerumunan manusia itu berniat mengangkat Jesus menjadi raja, sebab menurut mereka raja adil keturunan Daud itu benar benar telah hadir dalam sosoh Yesus yang mampu menjamu rakyat yang kelaparan. Kisah ini mmemang tidak diceritakan oleh Matius tetapi diinformasikan oleh Yohanes dalam Yohanes 6:15. Ada kemungkinan para murid juga belum mengenal dan memahami secara jelas visi Kerajaan Allah yang akan dibangun Yesus, sehingga mereka juga tergoda bahkan seturut dengan keinginan ribuan manusia itu sehingga dalam ayat 22 Matius mengatakan : "Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang". Disitu ada kata 'memerintahkan', dan sesudah menyuruh orang banyak pulang, Yesus pun berdoa ke atas gunung seorang diri sesuai dengan informasi Yohanes tadi.
Dari atas gunung itulah Yesus memandang murid-murid sedang berjuang menghadapi keganasan ombak Danau Galilea tadi. Barkley mengatakan bahwa kemungkinan peristiwa ini terjadi di bulan April menjelang Paskah Yahudi saat terang bulan. Memang saat musim semi juga sering terjadi angin kencang menyapu wilayah Palestina.Itulah yang memungkinkan Yesus mampu melihat para murid di atas perahu itu.

Saudara,
Dalam renungan ini setidaknya ada tiga hal yang  penting kita catat:
1. Sebagai Orang Beriman kita juga akan menghadapi badai
Sama seperti para murid yang berjuang menggapai tujuan, demikian juga kita sebagai orang beriman. Tantangan dan badai akan menghadang biduk bahtera pribadi atau pun keluarga kita.Kebaikan dan kemurahan Allah adalah bahwa Dia memberikan matahari dan hujan kepada orang jahat dan orang baik. Bahkan Yesus sudah menerangkan 2 minggu lalu tentang lalang diantara gandum ( Mat 13:24-30) yang bisa kita mengerti bahwa dalam penghakiman kelaklah Allah menghakimi orang jahat itu, sementara dalam hidup ini mereka akan tinggal bersama kita bahkan akan menyusahkan kita. Badai yang dialami para murid datang dari alam tapi badai yang paling sering kita hadapi adalah kenyataan situasi keamanan yang tidak memadai, kebebasan (beribadah) yang sering dikebiri, ketidak adilan ekonomi, sulitnya mencari kerja dan hal-hal kemiskinan lainnya. Kesulitan-kesulitan itu menghantam bahtera kita sehingga tujuan dan cita-cita kita sering terhalang. Tetapi Yesus Tuhan kita melihat dan peduli padamu, walau tengah malam saat orang lain telah ternyenyak dan tidak peduli dengan deritamu, saat kasih mulai redup dan hilang, saat sahabat, saudara mulai meninggalkanmu, pada hal engkau butuh, saat frustasi menghampiri dan ingin membunuh kita, tetapi kemudian Dia mengatakan: " "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (ay. 27). Artinya kalau segala pintu pertolongan telah tertutup, yakinilah Allah akan bertindak untuk membantu dan melepaskan. Tidak ada alasan untuk putus asa.
2. Iman yang kuat memampukan
Petrus salah seorang dari murid itu ingin membuktikan bahwa yang datang itu bukan hantu melainkan Tuhan dan meminta Yesus untuk memanggilnya, dan Yesus pun mengatakan "datanglah ". Serta merta Petrus berjalan di atas air menuju Yesus, namun ketika angin bertiup kembali diapun mulai oleng dan hampir tenggelam.serta meminta "Tuhan tolong aku" (ay. 30), segera Yesus mengulurkan tangannya dn berkata "Hai orang yang kurang percya mengapa engkau bimbang?" lalu mereka pun naik ke perahu dan angin itu pun reda. Petrus yang sering militan namun tiba tiba mengendur bahkan tenggelam telah kita juga waktu malam penangkapan Yesus, dia sangat militan tetapi Yesus mengatakan: "Sebelum ayam berkokok engaku telah menyangkal aku tiga kali" memang benar terjadi. Dia juga sosok yang mudah oleng oleh angin dan hampir tenggelam. Banyak diantara orang percaya yang selalu dekat dengan Tuhan tetapi mudah juga oleng oleh angin badai. Tetapi Petrus juga adalah orang yang cepat bangkit dari keterpurukannya dan merangkul Tuhan lebih erat dan mesra lagi. Ini yang sering alpa dari kita. kalau trjadi badai, kita oleng dan hampir tenggelam kemudian kita lenyap, bahkan walau badai telah usai kita tetap hilang tersesat terbawa jauh oleh angin. Mrilah kita meniru Petrus yang kurang percaya itu, tetapi mengasihi Tuhan.
3. Waktu Yesus berjalan di atas air itu adalah simbol kekuasaanNya mengalahkan Tiamat, naga yang bersarang di lautan dan dengan amarahnya mendatangkan angin topan dan ombak besar, menjungkalkan kapal-kapal layar. Ternyata sekuat apapun penguasa dunia ini ingin menghancurkan iman dan pengharapan kita, Yesus jauh lebih berkuasa untuk melepaskan kita sebab dikakinya berlutut semua kuasa. Oleh karena itu kita tidak perlu ragu untuk percaya kepadanya agar kita bisa seperti Dia menuju kemuliaan abadi walau melewati badai kematian sekalipun.
Catatan:
1. Kalau pergumulan terjadi apakah kita sebagai warga Kristen berani mempertahankan iman percaya kita? atau bahkan kita hanya mengandalkan keuatan kita tanpa mengimani bahwa Allah akan berada disamping kita untuk membantu kita?
2. Percayakah kita bahwa Allah senantiasa menjaga kita dalam perjalanan hidup ini (Mzr 121)
3. Kalau pun kita terjatuh karena kuatnya angin badai itu, seharusnyalah kita memanggil Tuhan untuk menyelamatkan kita dan merangkulnya lebih kuat lagi.


0 komentar:

Posting Komentar