MANFAAT KOMUNIKASI YANG SANTUN
Sang raja memanggil juru
masaknya yang sangat piawi itu: “Aesop, malam nanti saya akan menjamu para
tokoh negeri ini. Saya harap makan malam merupakan peristiwa yang sangat
menyenangkan, dan persiapkan masakan yang paling menyenangkan dengan resep
resep yang paling handal dari keahlianmu”
Si juru masak yang andalan
itupun mempersiapkan bahan makanan yang lain dari pada yang lain. Mulai dari
menu pembukaan makanan utama dan penutup, terbuat dari makanan serba daging
lidah. Aesop membuat puluhan variasi masakan tetapi dari bahan yang sama,
lidah. Raja merasa Aesop keterlaluan.wajahnya seperti tertampar dan
dipermalukan. Dengan wajah kesal geram
memanggil Aesop. “Kenapa ini Aesop? Kenapa semua makanan dari lidah?
Kemana menu masakan lain yang sangt lejat itu Aesop?
Aesopun membela diri:”
Baginda, apakah ada yang lebih enak dari pada lidah? Lidah merupakan penyampai
ide, transformasi dari otak kepada ungkapan? Bukankah melalui lidah pidato yang
menggugah penuh motivasi terjadi? Bukankah lewat lidah lagu pujian, kidung
persembahan berkumandang? Bukankan lewat
lidah, baginda raja memberikan nasehat, dan ajaran bagi seluruh anak negeri
sehingga mereka rajin bekerja dan berbahagia? Jadi lidah itu sesungguhnya
nikmat yang tak tertandingi”
Semua tamu agung dibuat
terpukau oleh juru masak andalan itu, apalagi dengan penjelasannya yang sangat
hebat itu.
Dan ketika para tamu agung
itu akan pulang, raja berkata kepada mereka: kembalilah besok malam, aku ingin kalian bersamaku lagi
makan malam.
Kemudian raja memerintahkan
Aesop memasak makanan paling tidak enak dan daging yang terburuk. Benar
peristiwa makan malam itupun terjadi. Semua hidangan paling tidak enak telah
terhidang di atas meja. Semua mata terbelalak, terkejut dan setengah tidak
percaya sebab semua makanan sama seperti masakan sebelumnya: lidah, lidah dan
semua….. lidah.
Kemudian raja memanggil
Aesop: Aesop, aku sangat kecewa…kenapa engkau tidak menuruti perintahku untuk
menghidangkan makanan yang paling tidak enak. Kenapa Aesop? Semalam masakan
paling enak dari lidah.. kok sekarang juga dari lidah?
Lagi Aesop si juru masak
piawi itu membela diri: Baginda tidak perlu kecewa…tuan, apakah ada daging yang
paling buruk selain dari pada lidah? Semua kejahatan di dunia ini dibuat oleh
lidah. Penghianatan, perampokan perusakan lingkungan, KKN. Kekerasan, ketidak
adilan semua dari lidah.hujatan penghinaan merupakan karya lidah. Lidah
menghancurkan pemerintahan, bangsa dan negara. Jadi tuanku apakah ada daging
seburuk daripada lidah?
Rajapun tersenyum dan penuh
pengertian. Kini dia tahu bahwa jurumasaknya itu benar benar bijak. Dan kali
ini diapun mengingat dan semakin mengerti apa yang dimaksud pepatah kuno: lidah
itu sangat ringan, tetapi jarang ada
orang yang bisa mengendalikannya, dan
hanya orang-orang bijaklah yang bisa melakukannya. ***
Seorang presenter seperti
Helmi Yahya yang terkenal iitu sangat dibutuhkan untuk mengelola acara hingga
berhasil dengan memuaskan. Tugasnya hanya mengkordiner seluruh pembicaraan,
tetapi dia dibayar dengan mahal. Profesi seperti itu disebut orang master of
Cerimony ( MC) dan ke depan mungkin akan semakin banyak dan dikejar orang, sebab pekerjaannya menyenangkan
banyak orang. Dengan kepiawian berbicara dari si MC sebuah pesta besar
berlangsung sistematis, tidak bertele-tele,
khidmad dan terarah. Kata-katanya
mampu menyunglap situasi menjadi khusus, bergembira dan perasaan lainnya.
Sebaliknya bagi seorang
povokator, dia memiliki kemampuan mengadu domba dan mengagitasi masyarakat
hingga tidak mempercayai suatu kebenaran, bahkan terhasut untuk kmelakukan
tindakan brutal yang membahayakan. Provokator pada beberapa tahun yang lampau
sangat terkenal di Indonesia,
konon dengan kepiawian para provokator tersebut Ambon
telah rusuh dan memakan ribuan nyawa serta menghancurkan bangunan-bangunan
lainnya. Provokator telah mampu menjadi roh kehancuran bagi Indonesia yang dulunya terkenal
dengan kerukunan penduduknya, namun mendadak menjadi warga yang saling membenci
hingga bunuh membunuh.
Kedua contoh di atas menunjukkan betapa lidah merupakan
kekuatan komunikasi yang mampu membangun tetapi juga mampu menghancurkan. Maka
tak ayal lagi selogan yang kita dengarkan setiap hari bahwa yang menguasai
komunikasi sama dengan menguasai dunia. Komunikasi antar manusia mempunyai dua sifat. Yang pertama kita bisa
membangun yang baik dan menyenangkan. Namun juga bisa menghancurkan. Lidah
merupakan perpaduan hasil pemikiran dan terkokmunikasikasikan melalui
lidah untuk melakukan perbuatan. Oleh
karena itulah Yakobus pernah berkata : lidah, walaupun suatu anggota
kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah,
betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan
suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita
sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan
kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Yakobus 3:5-6.
Yakobus jelas
mengatakan bahwa lidah itu walau sangat kecil tetapi bak kemudi bagi sebuah
kapal sangat berguna untuk mengendalikan sebuah kapal besar. Walaupun ada angin
yang besar oleh kemudi yang kecil kapal tersebut bisa dikendalikan sehingga
sampai kepada tujuan. Dan Lidah yang
dimiliki setiap manusia seharusnya di jaga karena bisa mendatangkan malapetaka
seperti terungkap di atas tadi. Terbakarnya hutan yang lebar oleh karena api
yang kecil, merupakan timpalan yang sama tentang banyaknya kerusakan ditengah
relasi manusia karena kata-kata yang menyulut dan menghancurkan.Yakobus
mengatakan: ” Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan
oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut
kehendak jurumudi. Demikian juga lidah,
walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara
yang besar. (Yakobus 3:4-5).
Di tengah rumah
tangga dan di lingkungan kita, sangat dibutuhkan kearifan untuk mengendalikan
pembicaraan. Suami membutuhkan kenyamanan mana kala dia pulang kerja setelah
satu hari penuh menggumuli tugas-tugasnya. Mungkin dia memiliki atasan yang
selalu memberikan tanggung jawab penuh atas pengelolaan seluruh aktifitas
kepadanya, atau mungkin dia sebagai atasan yang setiap harinya dipenuhi dengan
tugas luar yang padat serta tugas tugas pengelolaan yang senantiasasa harus
diawasi demi kemajuan perusahaan. Dia membutuhkan situasi yang tenang tanpa
prasangka yang lain lain. Si isteri yang memahami kondisi suaminya itu, akan
berusaha menempatkan diri secara bijaksana dan tidak mudah terprovokasi atas
issu yang mungkin ada perihal suaminya itu.
Kalau Isteri
cepat emosional, sementara dia tidak memahami bagaimana berat tugas yang harus
dikerjakan oleh suaminya setiap hari, dan pembicaraannya senantiasa menuduh dan
menyalahkan suami, maka itu merupakan awal kehancuran bagi keluarga.
Sebaliknya juga
bagi suami, dia perlu memahami bahwa tugas ibu Rumah tangga bukanlah tugas yang
mudah. Isteri, walau tidak bekerja juga
memiliki banyak kegiatan yang harus dipahami. Mengatur dapur, taksasi belanja
yang bisa dipergunakan sehari hari sehingga di ahir bulan kewangan tidak sampai
kosong, merawat anak anak hingga kegiatan lain. Isteri sesungguhnya adalah
direktur bagi sebuah keluarga yang pikirannya terkuras memanage kegiatan rumah.
Oleha karena itu, dia juga butuh pengertian bagi suaminya. Sebaiknya suami
memberikan gambaran pekerjaan di meja makan pada pagi hari sebelum berangkat ke
kantor, serta kemungkinan kemungkinan lain misalnya kunjungan mendadak ke lapangan.
Itu menjadi indikator bawa suaminya terbuka dengan isterinya dan Isteri bisa
menerima kondisi suaminya. Janganlah sesekali mengatakan pekerjaan isteri di
dirumah adalah pekerjaan yang enteng.
Sekali lidah suami mengungkapkan itu, maka isteri merasakan dia tidak dihargai,
kemudian dia mulai merasakan keanehan di rumahnya sendiri.
Keduanya harus
tetap dalam kehidupan komunikasi yang sopan santun, saling mengerti dan jangan
cepat salah prasangka. meski anda mendengar issu sangat buruk anda harus memelihara komunikasi yang baik
jujur dan terbuka. Menganalisa sebuah issu dengan baik sangatlah berfaedah
menghindari bahtera rumah tangga dari keretakan.
Mungkin bagi Ratih, tidak terlalu pusing atas
informasi yang dia sampaikan bahwa Hary, suami Yeny sangat jahat dan sering
kencan dengan wanita lain selain Yeny, walaupun informasi itu hanya rekayasa
karena dia tidak senang atas keharmonisan rumah tangga tetangganya itu. Memang
informasi itu disampaikannya hanya kepada Munik, pembantu sebelah rumahnya.
Tetapi ternyata pada ahrinya informasi itu telah menjadi sumber utama
pertengkaran ditengah rumahtangga Hary dan Yenni. Dari pembantu tadi, informasi
itu sampai kepada nyonyanya yang memang
senang meniup gosip pula. Dari nyonya tadi informasi itu langsung kepada Yeny
pada saat keduanya mengikuti arisan ibu ibu satu RT.
Hati Yeny langsung tidak tentram yang ada dihatinya
bukanlah ingin menganalisa sumber iformasi itu, tetapi kenapa Hary begitu
teganya menghianati dirinya, padahal dengan sedaya upaya dia telah mengabdi
bagi suaminya itu.”Hary begitu teganya menghianati cintaku, padahal aku telah
mencurahkan seluruh hatiku untuk menyayangi dan mendampinginya. Apakah Hary tidak teringat tentang ikrar
perkawinan kami dahulu?” tak terasa air mata mulai menetes dari pelupuk
matanya.
Sesampainya di rumah dia telah bersiap menumpahkan
seluruh kekesalannya dan membungkusi pakaiannya untuk keluar dari rumah itu
sebab baginya perkawinan itu telah ternoda dan akan berahir. Tetapi untung saja
Hary berhasil menyakinkan isterinya bahwa dia tidak pernah menyeleweng. Bahwa
walaupun terkadang dia terlambat pulang hanya karena tugas yang menumpuk dan
lembur. Tentu tidak hanya sebatas itu, Hary mengajak isterinya menyelidiki
sumber informasi bohong itu, dan ternyata benar. Pada ahirnya waktu
diperhadapkan dengan Ratih dia berkelit, bahwa dia tidak pernah berkata seperti
itu.
Seandainya Hary tidak tenang menghadapi
persoalan itu, bisa saja keluarganya
tetap dalam perselisihan bahkan kepada perpecahan. Namun Hary tenang, dan
dengan kata-kata yang baik berhasil membujuk isterinya agar jangan mudah
terpengaruh dengan rekayasa cerita. Bahkan dia berhasil membujuk isterinya
untuk bersama-sama menganalisa sumber yang pada ahirnya menemukan titik awal
permasalahan yang tak benar.
Alangkah mengerikannya kuasa sebuah informasi yang
tak bertanggung jawab. Dia laksana detonator yang tertanam dalam sebuah
bangunan. Ada saatnya dia akan meledak serta menghancurkan bangunan tersebut
beserta seluruh isinya.
0 komentar:
Posting Komentar