Sekelumit Perihal kitab Bilangan
By elson lingga
- Kitab ini disebut kitab Bilangan (ditulis oleh Musa) karena dalam kitab ini banyak sekali terdapat persoalan di sekitar masalah angka/bilangan dikarenakan adanya sensus (sebanyak 2x) bagi kaum pria Israel untuk mengetahui jumlah mereka saat itu (Bil 1:1-54 dan Bil 26:1-65).
- Kitab ini juga mengisahkan pengalaman-pengalaman Israel selama mengembara “di padang gurun”; oleh karena itu di dalam Alkitab PL berbahasa Ibrani kitab ini dikenal dengan nama “Di Padang Gurun.”
Tema Teologis :
- SENSUS
- Tujuan diadakannya sensus :
- Memastikan dan merekrut tenaga untuk berperang (Bil 1:3)
- Pembagian tugas dalam mengatur penyembahan (Bil 3:4)
- Sebagai dasar untuk pengaturan sumbangan/pajak (uang pendamaian) bagi kemah suci (Kel 30:11-16)
- Sensus/perhitungan ini ditujukan kepada setiap laki2 yang berumur 20 tahun ke atas.
- Jumlahnya sebanyak 603.550 (Bil 1:45-46). Karena perhitungan ini tidak termasuk perempuan, anak2 dan laki-laki di bawah 20 tahun maka jumlah ini kira-kira ¼ dari jumlah keseluruhan bangsa Israel. Dengan demikian diperkirakan jumlah seluruh bangsa Israel di padang gurun waktu itu adalah + 2-2,5 juta orang.
- Ini tentu sebuah jumlah yang besar untuk ukuran padang gurun. Mungkin karena jumlah yang banyak seperti inilah maka Firaun di Mesir mengalami ketakutan sehingga menindas Israel (Kel 1:9-10).
Penerapan : Ini merupakan teladan dalam sistem pengorganisasian
pelayanan. Betapa pentingnya setiap organisasi Kristen untuk mengetahui
perkembangan organisasi mereka baik dari segi kualitas maupun kuantitas demi
efektifitas pelayanan.
- KELUHAN, PEMBERONTAKAN & DOSA
- Kitab Bilangan dikenal juga sebagai “Kitab Keluhan” karena berkali-kali dicatat tentang keluhan dan ketidakpuasan orang Israel terhadap Allah dan perlakuan-Nya terhadap mereka :
- ada keluhan tentang nasib buruk mereka (Bil 11:1-3)
- ada keluhan tentang masalah makanan/daging (Bil 11:4-6 lihat juga doa Musa 11:11-15)
- Akibat dari pengeluhan2 ini adalah murka dan hukuman Tuhan (11:1,3, 33-35).
Penerapan : Menghadapi berbagai pergumulan hidup ini, kita jangan
mengeluh atau seolah-olah mempersalahkan Tuhan dan menyesali iman/pengiringan
kita kepada Dia sebab itu membangkitkan murka dan hukuman Tuhan. Sebaiknya
belajarlah untuk mengucap syukur kepada Dia
- Kitab Bilangan juga mencatat adanya pemberontakan2 :
- Pemberontakan Miryam dan Harun (Bil 12)
- Pemberontakan umat Israel (Bil 14)
- Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram (Bil 16)
Penerapan :
- Pemberontakan2 itu mendatangkan hukuman Tuhan
- Memberontak/memfitnah hamba Tuhan = memberontak/memfitnah Tuhan (band. Kis 9:4) dan Tuhan akan membela hamba-Nya yang benar (Bil 12:8-9)
- Berhati-hati supaya kita tidak sampai memberontak, menjelek-jelekkan, memfitnah atau menghina hamba Tuhan. (band. 1 Sam 26:9).
- Kitab Bilangan juga mencatat sebuah dosa Nasional di mana di Baal Peor orang Israel berzinah dengan perempuan2 Moab dan menyembah dewa mereka. (Bil 25).
- Persoalan lebih gawat lagi karena Simri membawa seorang perempuan Moab kedalam perkemahan padahal sepanjang ini mereka hanya berzinah di luar perkemahan.
- Akibatnya adalah 24.000 orang mati dihukum gantung oleh bangsanya sendiri. (lihat Ul 21:22-23).
- RAMALAN-RAMALAN BILEAM
- Kemenangan Israel atas orang Amori membuat Balak (raja Moab) memanggil Bileam seorang nabi dari daerah sungai efrat untuk bernubuat/mengutuk bangsa Israel (Bil 22-24).
- Allah bekerja sedemikian rupa sehingga justru bangsa Moab dan Balak yang dikutuk dan bangsa Israel diberkati. (Bil 23-24)
Penerapan : Tuhan sanggup memakai siapa saja atau apa saja untuk
melaksanakan kehendak-Nya. Kutukan dapat diubah menjadi berkat demikian pula
sebaliknya.
- PENYATAAN ALLAH DALAM KEBUDAYAAN MANUSIA
Hukum-hukum yang diberikan Allah kepada Israel adalah hukum-hukum yang melawan kebudayaan manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan : - Aturan tentang kota-kota perlindungan dengan tujuan untuk melindungi pembunuh sebenarnya untuk melawan kebudayaan “pembalasan darah” yang berkembang dan merupakan tradisi waktu itu. (Bil 35:9-34)
- Adanya aturan bagi perempuan untuk menerima hak waris (Bil 36) sebenarnya melawan kebudayaan saat itu di mana perempuan tidak mendapat bagian apa-apa dalam masalah warisan.
Penerapan : Kita harus lebih taat terhadap FT daripada segala macam
kebudayaan yang bertentangan dengan FT.
·
Post to Twitter
0 komentar:
Posting Komentar