Minggu, 10 Februari 2013

PENCOBAAN

Sudara yang kekasih,
Godaan di jaman ini semakin besar dan bermacam ragam saja, hal tersebut tentu akibat tersedianya sejumlah impian yang menggiurkan di tengah kemajuan jaman ini. Godaan merupakan bentuk daya tarik antara kita yang terkadang "kurang mampu" boleh saja karena terjepit dalam satu situasi, ingin  meraih sesuatu namun memaksakan diri dengan segala cara walaupun boleh jadi akan berbuntut panjang (misalnya seseorang mencuri kalau ketahuan akan berurusan dengan keamanan). semakin tinggi posisis seseorang semakin tinggi pula kualitas godaannya. Tentu tidak akan sama godaan yang dirasakan seorang anak kecil dengan seorang politisi yang tinggal di senayan. Seorang anak kecil tergoda mengambil sebungkus kerupuk di kantin karena perutnya yang lapar, namun seorang politisi  bisa saja  tergoda akan kekuasaan, akan sejumlah besar uang. Tentu bukan untuk mengisi perutnya yang lapr lagi, yah bisa saga untuk mengisi perut cucu dari cucu-cucunya kelak. Mereka tidak merasa aman kalau belum memiliki uang yang bisa menjamin hingga tujuh turunan. Maka terjadilah kasus korupsi miliaran rupiah .
Nah...karena tingginya godaan  terjadilah penyelewengan logika. Pernahkah saudara mendengar kasus BMA (sejenis multilevel) yang beroperasi di Medan tahun 1997an? BMA tersebut melarikan uang nasabahnya ratusan miliar rupiah. Mula-mula ketika seseorang menyetor uangnya, dalam hitungan hari, telah bisa menarik uangnya dengan bunga yang hampir dua kali lipat...bank pun tak bisa bicara bagaimana rumusnya. banyak orang bersaksi ketika seseorang menrik uangnya, terpaksa bawa goni karena nggak mampu lagi kantong, dan tas menampung bungan-bunga uang itu. Tetapi kemudian setelah begitu banyak orang menanam uangnnya, tiba-tiba menghilanglah pengurus BMA itu. Pada saat itu rumah sakit jiwa Medan dipenuhi manusia stress dan gila, bahkan banyak pula dosen-dosen yang mengajarkan rumus-rumus ekonomi. Logikanya tidak jalanlagi melihat uang bejibun itu hehehe....
Ada pula orang rela menjadi pedagang gila, yang jualannya  bayi-bayi yang tak berdosa...wih...yang ini memang tak bermoral. Hatinya telah mati rasa, tidak berbelas kasihan lagi menculik anak dan memperdagangkannya ke orang lain bahkan ke luar negeri ah....mengerikan.
Ada pula orang yang bertapa ke gunung-gunung di Cirebon katanya, supaya bisa menjadi manusia kebal pisau, atau benda tajam agar mampu menguasai terminal Sambu, Rambutan, Pulo Gadung....untuk berkuasa atas sumber uang.
Ada calon-calon bupati atau gubernur sampai berdukun hingga ke negeri lain agar menang dalam pilkada. katanya sang dukun bisa menghipnotis pemilih di TPS hanya melihat calon yang direstui dukun. waw.... Indonesia memang luar biasa ya...sang kandidat tak paham kalau dukun bisa berbuat seperti itu, kenapa dukun-dukun itu tidak mencalonkan diri jadi calon gubernur hehehe....

Perlu kita tahu bahwa godaan itu ibarat angin yang bertiup  kencang tanpa pandang bulu siapa saja akan dia terpa. tak ada klasifikasi posisi, apakah anak-anak, remaja, dewasa hingga tua-tua semua merasakannya. yang miskin, setengah miskin, setengah kaya dan yang kaya akan digoncangnya.Sangat sering godaan adalah tangan-tangan tersembuyi si iblis untuk merontokkan hidup kita, sebab iblis itu SMS susah melihat orang senang, senang melihat orang susah. Hawa digodanya, setelah tergoda Hawa menjadi tangan kanan Iblis menggoda suaminya Adam. demikian terus menerus, bahkan Tuhan pun dia goda dan dicobai.

Kalu terjadi godaan dan ujian, yang paling penting adalah menang atau kalah. Sebab sama seperti Tuhan yang senantiasa memberikan kasihnya sama setiap orang begitu juga iblis senantiasa berusaha merusak moral manusia-manusia itu. Jadi yang terpenting adalah menangkah, atau kalahkah kita dalam godaan serta cobaan itu.
Yang kalah dalam godaan berakhir di Tahanan
Dalam renungan ini Yesus dicobai sebenarnya maksudnya adalah agar manusia tahu bagaimana sttrategi Iblis sipencobai itu. Sebagai mana kita katakan tadi semakin tinggi posisi seseorang pencobaan itupun semakin luar biasa. Seperti Musa yang menjalankan puasa 40 hari 40 malam ( Ul 9:18, Kel 34:28), demikian juga mesias Yesus menjalaninya dan dicobai.  Iblis mengetahui tokoh Yesus akan menggoncang dunia, seperti Musa dulunya. Maka dia pun mencobai Yesus. Waktu Yesus dicobai dengan memberikan godaan-godaan kita melihat bagaimana Yesus mengalahkan sipenjahat itu.
Yesus mengalami tiga macam percobaan, sebagaimana ditonjolkan kutipan-kutipan dari Kitab Suci, yaitu: mencari makanan lepas dari Allah, Ul 8:3; bdk Kel 16; mencobai Allah untuk memuaskan keinginannya sendiri Ul 6:16; memungkiri Allah untuk menyembah berhala yang menjamin kekuasaan di dunia ini, Ul 6:13; bdk Ul 6:10-15; Kel 23:23-33. Sama seperti Musa Yesus dalam puasa selama empat puluh hari empat puluh malam bergumul, Ul 8:18 bdk  Kel 34:28; Ul 9:9; sama seperti Musa Yesus melihat "seluruh dunia/negeri" dari atas sebuah gunung yang tinggi, Ul 34:1-4 Allah menolong Yesus dengan mengutus malaikat-malaikat,Mat 4:11, seperti yang dijanjikan kepada orang benar,Maz 91:11-12, dan menurut Makr 1:13 Yesus dilindungi Allah terhadap binatang-binatang liar, seperti Allah melindungi orang benar, Maz 91:13, dan dahulu Israel,Ul 8:15. Mengingat latar belakang Alkitabiah itu Yesus nampak sebagai Musa baru (lihat Mat 2:16+,Mat 2:20 dan Kel 4:19), yang memimpin Keluaran yang baru, bdk Ibr 3:1-4; Mat 3:11, artinya: Yesus adalah Mesias.
Dalam pencobaan itu Yesus menang sebab Dia tunduk kepada Firman Allah bukan kepada kemauan si iblis (bnd Mat 4:4,7,10).
Marilah kita melihat cobaan itu: cobaan pertama adalah merobah batu menjadi roti. Dalam keadaan lapar maka yang paling dibutuhkan adalah makanan. Bagi banyak orang tidak heran lagi bahwa kebutuhan daging ini akan mengalahkan segalanya. Bukankah ada istilah, setajam-tajam pisau cukur masih kalah dibanding tajamnya tuntutan perut? maka bisa saja orang mencuri bahkan membunuh untuk sesuap nasi.Kebutuhan daging lainnya bisa saja berupa keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. semuanya itu bukan dari Allah (1 Yoh 2:16). Tapi Yesus memberikan pendidikan bagi kita bahwa janganlah kita dikalahkan kebutuhan daging yang sifatnya sementara. Tapi biarlah kita memenangkan kebutuhan rohani kita sebab akan berdampak kepada kehidupan selama-lamanya. kebutuhan rohani kita adalah Firman Tuhan.

Pencobaan kedua, Ibliss meminta Yesus menjatuhkan dirinya sebab Allah akan menyuruh malaikatnya menangkapnya. Pencobaan kedua  yang diberikan oleh Iblis kepada Yesus adalah pencobaan yang paling berbahaya, yang telah menjatuhkan Adam dan Hawa. Inilah pencobaan yang digambarkan oleh rasul Yohanes sebagai “keangkuhan hidup“. Keangkuhan atau kesombongan adalah ibu dari segala dosa. Untuk menangkal pencobaan ini, maka Yesus menjawab dengan “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”” (Mt 4:7). Kesombongan menggoda kita dengan mengatakan bahwa kita dapat melakukan semuanya sendiri, termasuk hidup tanpa Allah. Kesombongan membuat kita salah dalam menilai diri kita sendiri. Kesombongan membuat kita yang sebenarnya tidak dapat hidup tanpa Tuhan, berfikir bahwa kita dapat melakukan semuanya sendiri dan tidak perlu melibatkan Tuhan. Di dalam konteks inilah, kita diingatkan oleh Yesus untuk tidak mencobai Tuhan Allah-Mu, yaitu untuk tidak menganggap diri kita sama seperti Tuhan, yang dapat menentukan segala sesuatu sendiri. Kesombongan menghalangi rahmat Tuhan untuk dapat mengalir secara bebas kepada manusia, sehingga manusia yang pada dasarnya lemah akan semakin tidak berdaya tanpa rahmat Allah. Kesombongan ini hanya dapat ditangani dengan kerendahan hati, kebajikan yang menjadi dasar dari semua kebajikan. Kerendahan hati adalah mengakui bahwa kita bukanlah apa-apa dan Tuhan adalah segalanya.
Cobaan terakhir adalah godaan akan kerajaan duniawi dan sujud menyembah iblis. Dalam kesempatan itu Yesus dihadapkan dengan kemilau harta duniawi  yang ada di satu penguasaan kota besar. Memang godaan ini sangat tinggi, dan menggiurkan. Lihatlah setelah seseorang berkuasa atas satu kota atau wilayah maka dia sama dengan seorang raja. Dia bisa berbuat apa saja untuk kesenangan hatinya. Maka banyaklah orang bersedia menyembah setan asalkan dia bisa menduduki tahta itu. Tapi Yesus mengatakan :  "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (ay. 10).

Belajar dari pencobaan itu ada bebera hal yang perlu kita renungkan:
  1. Iblis merupakan musuh terbesar kita. Sebagai orang Kristen, kita harus sadar bahwa kita terlibat dalam peperangan rohani melawan kuasa-kuasa kejahatan yang tidak nampak namun sangat nyata
    (Ef 6:12).

  2. Tanpa Roh Kudus dan Firman Allah yang digunakan secara tepat, orang Kristen tidak mungkin mengalahkan dosa dan pencobaan. Berikut ini diberikan beberapa anjuran mengenai cara mempergunakan Firman Allah untuk mengatasi pencobaan:(a) Sadarilah bahwa melalui Firman Allah saudara mempunyai kuasa untuk melawan setiap ajakan dari Iblis (Yoh 15:3,7).(b) Tulislah (yaitu, menghafal) Firman Allah di dalam hati dan pikiran saudara( Yak 1:21). (c) Renungkanlah siang dan malam ayat-ayat yang telah saudara hafalkan(lihat cat. Ul6:6, Maz 1:2, Maz 119:47-48) (d) Ucapkanlah ayat-ayat yang saudara hafalkan itu di dalam hati dan kepada Allah pada saat dicobai (ayatMat 4: 4,7,10). (e) Sadari dan taati dorongan Roh Kudus untuk mematuhi Firman Allah (Rom 8:12-14; Gal 5:18).
  3. Pagarilah semua langkah ini dengan doa (Ef 6:18). Kami berikan beberapa ayat untuk dihafalkan ketika menghadapi pencobaan: Umum (Rom 6:1-23; 8:1-39); Khusus: mengenai percabulan (Rom 13:14), berdusta (Yoh 8:44; Kol 3:9), bergunjing (Yak 4:11), tidak patuh kepada orang-tua (Ibr 13:17), keputusasaan (Gal 6:9), takut akan masa depan (2 Tim 1:7), nafsu (Mat 5:28; 2 Tim 2:22), keinginan untuk balas dendam (Mat 6:15), mengabaikan Firman Allah (Mat 4:4), kuatir akan hal keuangan(Mat 6:24-34; Fil 4:6).



0 komentar:

Posting Komentar