Rabu, 22 Mei 2013

BERSYUKUR DAN BERTEKUN
Pdt. Elson Lingga MTh

Saudara yang kekasih, 2 Timotius adalah surat terakhir yang ditulis oleh Paulus dalam situasi genting. Tahun penulisan suurat 2 Timotius tepat saat kaisar kejam Nero telah menjadikan orang Kristen sebagai musuh, tepatnya tahun 67. Bukti kekejaman itu adalah bahwa Paulus juga saat itu sedang berada di balik jeruji penjara bawah tanah kota Roma (2 Tim 1:16) mungkin akhir pelayanan Paulus menurut Paulus sendiri sudah dekat dan dia sedang menanti ajal yang semakin dekat (2 Tim 4:6-8, 18).

Namun pada saat yang genting itu,saat banyak domba membutuhkan gembala, dan sebaliknya  saat banyak pelayan meninggalkan tugas kehormatan yang diberikan Kristus pula, Paulus ingat akan seorang pemuda yang dulu menerima penumpangan tangan bernama Timotius itu. Anak rohaninya yang sedang berjuang keras melayani dan menggembalakan jemaat Kristus.Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya. Bagi Paulus Timotius adalah pejuang yang setia diantara saratnya pergumulan jemaat, termasuk yang menyerangnya sendiri seperti yang dilakukan guru-guru palsu.

Dalam bagian ini motivasilah yang diberikan Paulus agar Timotius mampu bertahan sebagai prajurit Kristus (2 Tim 2:3). apakah yang dikatakan Paulus:
1. Dia mengucap syukur kepada Allah yang telah dikenal juga oleh leluhurnya, yang berarti bahwa tiga generasi, mulai dari Leluhurnya, orang tuanya hingga kepadanya, tetap hidup di dalam iman sebab Allah yang memelihara kehidupan tersebut. artinya adalah bahwa tidak perlu diragukan lagi (termasuk oleh Timotius) tentang Allah yang baik penuh kasih yang telah diimani banyak orng pendahulu Paulus termasuk Timotius (Paulus juga menyinggung di ayat lima iman percaya Loise nenek Timotius dan Eunike ibunya Timotius), sebagaimana jelas bagi mereka dengan penebusan Yesus Kristus itu.
Inilah yang menjadi persoalan kita di jaman ini bahwa pengalaman iman generasi pertama dan kedua diatas kita sering sekali tidak kita jadikan sebagai pondasi yang kuat  untuk mengikutinya. Dan kenyataannya  justru banyak pula meragukannya, dan mencari tatanan moral baru diatas pundasi yang sangat rapuh dan tidak jelas.Yang seketika akan merubuhkan hidup kita juga.  Bisa kita lihat betapa banyaknya sekarang orang yang tidak hadir di gereja, meninggalkannya, dan memeluk agama lain. Paulus mengingatkan Timotius dan kita dijaman ini agar jangan menjadikan pundasi iman yang lain, yang dibuat diatas jerami, dan pasir, sehingga kalau kelak angin dan banjir melanda maka hilanglah semuanya. Adalah sangat baiknya Alkitab sebagai landasan hidup yang telah dibuktikan oleh orang tua hingga leluhur kita, bahkan peradaban modern Eropa, Amerika yang dibangun atas etika/moral Kristen. Kalau banyak diantara generasi muda kita kemudian terhanyut dengan Narkoba, pergaulan bebas, ajaran sesat, maknanya adalah bahwa mereka telah jauh meninggalkan Tuhan. Semua pemberitan Tuhan itu harus disyukuri, termasuk pekerjaan pelayanan Tuhan yang menghadapi ancama, tetap harus disyukuri karena bukan semua orang terpanggil menjadi pelayan Tuhan. Sama dentan besi, tidak semua besi yang terpilih menjadi salib diatas gereja. ada juga besi yang dipilih hanya sebagai pisau, engsel pintu  bahkan ada yang tergeletak tak berharga. Timotius harus mensyukuri itu. Oleh karena itulah Paulus mengatakan:  Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu (ay. 6)

2. Paulus menekankan agar Timotius benar-benar tabah bertekun di dalam imannya.
Artinya adalah menepis segala keraguan dan mengandalkan Tuhan dalam segenap pelayanan yang terkendala oleh banyaknya tantangan. Tantangan sebenarnya harus menjadikan kita semakin dewasa, bertahan dan setia kepada Yesus yang mengutus, bukan menjadi kendor dan mundur.  Ini mungkin mengkritisi betapa sepinya hidup Paulus setelah ditinggal teman sekerjanya (2 Tim 1:15). Betapa banyaknya orang yang surut dari pelayanan seirng dengan tantangan yang ada, seperti lamanya pelayanan tidak membuahkan hasil. Ada banyak gembala atau hamba Tuhan kemudian beralih profesi setelah gereja yang dia bangun belum bertumbuh, kemudian mencari pekerja lain, bahkan yang jauh dari pelayanan itu. saya ada mengenal banyak pendeta yang kemudian beralih menjadi sales men, agen asuransi. Agen assuransi katanya lebih kena dengan pekerjaan pendeta dengan mengatakan: Injil telah memberitakan keselamatan setelah kematian, tetapi itu tidak cukup tanpa asuransi kesehatan, agar bahagia di dunia bahagia di sorga hehehe....kitalah yang menimbanginya, sebab boleh saja itu hanya trik untuk mendapatkan isi kantong klennya.
Yang paling menyedihkan lagi ada yang berpaling meninggalkan agamanya karena agama seberang menyodorkan pekerjaan. saya juga mengenal seorang penatua dan guru jemaat, meninggalkan iman percayanya karena ada tawaran dari agama seberang. memang benar, setelah dia masuk agama baru itu, dia diberi pekerjaan sebagai penjaga WC umum di salah satu terminal bus... Ngeri ya...hanya karena pekerjaan itu dia haru menggadaikan iman percayanya..
Paulus menekankan supaya Timutius benar benar tabah dan bertekun.Sebab upah kita adalah Kerajaan sorga yang dipersiapkan Yesus bagi setiap orang (ay. 9-10).

0 komentar:

Posting Komentar