Jumat, 21 Juni 2013

MENJADI KRISTEN YANG TANGGUH
Pdt. Elson Lingga MTh

Saudara yang kekasih dalam Kristus
Membaca sejarah gereja purba di abad-abad permulaan, terlebih mulai masa pemerintahan Nero thn 64 hingga menjelang tahun 200 terdapat kisah-kisah memilukan seperti pembakaran kota Roma yang kemudian orang Kristen dipersalahkan Nero sebagai pelaku. Berlanjutlah penganiayaan pada orang orang Kristen selama ratusan tahun pada masa beberapa kaisar memerintah yang menghalalkan darah orang kristen martyr, seperti Polycarpus. Terkenallah pergulatan gladiator dengan singa di kolloseum, obor manusia di istana Kaisar (orang Kristen dibakar jadi obor)  muncullah kristen di Katakombe dll. Tokh masa itu berkhir juga dengan pengakuan agama Kristen sebagai agama yang diakui negara. Menjadi pertanyaan, bagaimanakah gaya hidup atau prilaku Kristen sehingga mereka bisa memenangkan pergumulan berat itu? jawabannya karena mereka hidup saling mengasihi, rela berkorban, dan saling mengampuni. Bukan saja antar sesama Kristen tetapi juga dengan agama lain. Gaya hidup itu juga ditunjukkan Paulus ketika dia dipenjara di Roma...tetapi baclah surat Paulus ke jemaat Filipi itu, diakhirnya disebutkan sejumlah orang-orang termasuk mereka yang berada di istana kaisar menitip salam kepada jemaat Filipi tersebut. Ternyata penjara tidak bisa mematikan pemberitaan Injil itu, walau raga terpenjara tetapi jiwa tetap bersahaja menjadi teladan ditengah beban berat tersebut.
Renungan hari ini, adalah titik tolak hidup bersahaja tersebut. Rekaman Matius dalam fasal 10 amat khusus memberitakan bagaimana Yesus memilih murid yang 12 orang kemudian mengutus mereka melayani. Bagian renungan hari ini merupakan nasehat Yesus saat memberangkatkan utusan-utusan injil itu. Lihatlah di ayat 16 Yesus mengatakan:  "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Ayat ini pertama tama meminta bahwa utusan Injil itu sama seperti domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Domba terkenal dengan  kepolosannya, tidak mememiliki senjata  sehingga sering menjadi mangsa binatang buas, dan yang paling utama adalah pengorbanannya, lihatlah bahwa Yesaya menggambarkan Mesias penyelamat itu adalah mesias yang rela berkorban hingga mati seperti domba yang turut saja ketika dibawa ke penyembelihan. Yesaya mengatakan:  Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya (Yes 53:7). Domba diutus ke tengah tengah serigala. Anda tahu serigala? Serigala adalah binatang mamalia pemakan daging, mempunyai asal usul yang sama dengan anjing mempunyai tinggi 60-80 cm. Senang berburu pada malam hari, dan memiliki lolongan yang menyeramkan juga pada malam hari. Bayangkan perbedaan antara domba dan serigala. Serigala dalam teks ini berhubungan dengan kondisi dunia yang tidak nyaman, menakutkan dan bisa memangsa para utusan injil tersebut.
Untuk menghadapi keadaan inilah maka Yesus mengatakan agar mereka:  sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Ternyata Yesus lebih memeilih agar para murid itu memilih cerdik, bijaksana, awas diri seperti ular  dan memiliki hati yang bersih tulus serta bergantung pada Tuhan dan mengandalkan damai seperti merpati...itu lebih berguna dari pada mati konyol, atau menjadi sama dengan serigala untuk melawan serigala. Amat mengerikan kalau orang Kristen menjadi sama dengan serigala, maka kita akan menjadi buas bahkan memakan sesama, terlarut di kegelapan sperti serigala yang hidup dan berkarya di kegelapan malam. Kegelapan itu bukan wilayah ita....kita adalah anak-anak terang....hehehe....


Saudara yang kekasih,
di ayat 17 -21 Yesus menjelaskan maksud dunia serigala tersebut. Perhatikanlah apa yang dikatakan Yesus: "Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah". Ternyata  serigala itu adalah mereka-mereka yang mempergunakan mahkamah agama sebagai ruang pembantaian. Terlebih lagi kalau mahkamah agama bersatu dengan raja-raja dan penguasa. Saya melihat negara kita sedang menuju kondisi ini, dimana sekelompok manusia sangat kuat berusaha agar mahkamah agama menjadi sarana pengadilan. Kelompok yang ingin menjadikan agama menjadi dasar negara. itu sangat mengerikan, apalagi kalau negara seperti sekarang ini diam dan membiarkan bahkan merestui itu terjadi. Lihatlah betapa menyedihkan nsih GKI Yasmin, HKBP Filadelphia, Ahmadiah dan Syiah...gereja-gereja di Aceh dan ditempat lain. Indonesia nampaknya akan berubah dari panggung demokrasi ke panggung tirani, dimana agama tertentu akan menjadi hakim bagi agama-agama lain. Jadi konteks yang dikatakan Yesus itu tidak jauh dari kita saudara bahkan sangat dekat dan mungkin saja kita akan berada dalam situasi gereja mula-mula itu.

Dalam konteks itu apakah relevansi dari pesan yang diungkapkan Yesus agar kita kita cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati? :
1. Biarlah kita tetap menjadi seekor domba yang cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Seekor domba yang rela berkorban, bahkan mengorbankan nyawanya. Sangat sulit ya...kalau harus berkorban demi Yesus? banyak orang yang akhirnya saling menyalahkan seperti diterangkan bahwa antara ayah dan anak antara adik dan abang bisa saling membunuh...tetapi itulah konsekuensi menjadi seorng kristen. Namun tidak perlu takut karena Allah akan menjadi pembela kita.
2. Sangat sering orang meninggalkan agamanya dan menjadi serigala karena tuntutan situasi. Meninggalkan jati diri dan memasuki dunia buas di dalam kegelapan. bisa saja seseorang menjadi koruptor karena kebuasannya atas hawa nafsu tak tertahankan, sehingga tidak nampak lagi identitas kristen dalam gaya hidupnya.
3. Meniru merpati yang tidak pernah berkelahi selalu damai, bisa dipercaya seperti merpati pos di Eropa (selalu tertuju pada tujuannya dan juga selalu mengingat untuk pulang ke yang punya), selalu mengandalkan Tiuhan (merpati merekam wilayah wilayah yang dituju dengan mengandalkan posisi bintang di langit. Kita juga harus seperti itu mengingat kembali pulang ke rumah Bapa, dan senantiasa memohon petunjuk Tuhan dalam setiap perkara kehidupan kita )
4. Pengorbanan dalam kecerdikan dan ketulusan berarti juga orang Kristen itu harus bermoral, baik dan bisa dipercaya. Kalau seandainya serigala itu baik maka orang Kristen itu harus lebih baik minimal duakali lipat. kalau serigala itu pintar maka orang Kristen itu juga harus pintar minimal dua kali lipat. Hanya melalui itulah kita bisa bertahan dan akan mempengaruhi, bukan justru dipengaruhi.

Kalau kita setia, walau pahit getir, penuh perdjalanan terjal dan licin, maka kita akan mendapatkan anugerah Tuhan yang tidak pernah terbayangkan oleh kita......Jadilah seorang Kristen yang setia dan tangguh.





0 komentar:

Posting Komentar