Kamis, 18 Juli 2013

DIUTUS UNTUK PERGI DAN BERBUAH
Pdt. Elson Lingga

Saudara yang kekasih,
Sebagai seorang pendeta yang pernah menyatu dengan petani desa, perkara menanam benih, merawat  hingga tumbuh besar dan berbuah sangat saya fahami. Buah, bukanlah hasil sesaat (instan) tetapi merupakan akumulasi panjang dari tahapan tahapan menanam hingga menyiangi, memupuk bertumbuh besar dan kemudian akhirnya berbuah dan memanen. Maka analogi Yesus tentang Allah sebagai yang punya kebun anggur, Yesus sebagai batang anggur dan para murid sebagai ranting penghasil buah sangatlah tepat. Allah menanam anggurnya tentu untuk menghasilkan buah. tidak mungkin seorang pentani menanam tumbuhannya tanpa hasil final yang jelas, dalam hal ini Dia ingin agar par murid kelak akan berbuah.Yesus adalah pohon anggur sementara umatNya adalah ranting yang akan menghasilkan buah, sudah barang tentu buah lebat dan berkualitas dan akan menjadi kesukaan Allah kita.
Tapi bagaimanakah agar para murid termasuk kita juga bisa berbuah? Yesus mengatakan bahwa kita harus memelihara kasih diantara kita tentu ke dua arah mengasihi Tuhan Allah kita dan mengasihi sesama. Ada bebera kali pengulangan tentang perlunya mengasihi dalam nats kita ini  di ayat 9, 10, 12, 13,dan terakhir di ayat 17. Bayangkan apa kira-kira minat atau ekspektasi Allah terhadap orang Kristen agar berbuah dengan kasih sebagai intinya? Yesus mau mengatakan begini: Allah mengingatkan kita bahwa hanya manusia-manusia yang dipenuhi kasihlah yang bisa berbuah. Kasih yang bagaimana? tentu kasih sejati yang rela berkorban tanpa ada embel-embel. Kasih yang meniru Yesus. Bukan hanya sebatas saat  Ronald mengatakan I love you sayang...sama pacarnya Marin. Tetapi kasih hingga dia menikahi Marin, serta turut menderita bahkan menyerahkan nyawanya untuk Marin yang dia kasihi itu. Dalam bahasa kerennya, hehehe... kasih agaphe kasih yang didramakan Yesus dalam peristiwa salib itu (bandingkan dengan ay.13).ada tahapan tahapan. Yesus mengatakan tahapan itu adalah kesetiaan dalam mendengar serta memprosesnya dalam prilaku. Seharusnya semakin sering seseorang mendengarkan firman Tuhan semakin mendalamlah pemahamannya dan kemudian mewajantah dalam prilaku menarik sebagai orang Kristen.Kebersamaan dalam olah pikir serta olah iman, akan menghasilkan manusia berintegritas, berkarakter yang tulus serta setia melayani Tuhan dalam hidupnya. Hanya manusia-manusia seperti itulah yang bisa menghasilkan buah.
Manusia yang menyadari bahwa Allalahlah yang memilih dan mengutus ke dalam dunia kerja, dunia pelayanan, dunia persahabatan, dunia pengajaran dunia perdagangan, dan dunia-dunia lainnya...akan lebih mungkin menghasilkan buah, dari pada mereka yang hanya melihat semua  gerak hidup, upaya dan usaha tanpa target yang jelas didalam hubungannya dengan pengutusan oleh Tuhan.
Saya pernah membaca kisah seorang guru perempuan dalam kisah inspiratif, sayang saya lupa di buku mana dan siapa namanya, tapi kisahnya sbb: Telah banyak guru-guru yang diutus ke kelompok imigran ilegal Amerika yang rata rata dari negeri hitam Afrika, tetapi mereka gagal. Adalah suatu program bahwa kaum imigran gelap itu mendapat pengajaran sehingga kelak mereka bisa lebih diterima di masyarakat Amerika. Apa yang membuat para guru itu gagal? ternyata mereka gagal karena tidak tahan diejek diolok-olok dianggap tak ada oleh kaum imigran yang rata-rata seperti preman bengis. Tetapi ada seorang guru perempuan sederhana. Dia menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi kaum imigran, sebab kalau pendidikan itu tidak bisa merobah mereka, semuanya peserta didik itu akan menjadi pembawa masalah sosial bagi negaranya. Dia mulai mengajar, dengan methode yang sangat berbeda. tidak asal selesai, dia dengan senyum persahabatan memotivasi mereka, menyapa mereka dengan nama-nama yang dia hafal dengan sangat baik, mendengarkan segala keluhan dan cita-cita mereka mulai dari bagaimana mereka bisa dengan segala kemiskinannya tiba di daratan Amerika serta segala kesulitan yang diterima di negeri itu. Dan kemudian mengajar dengan sangat baik dan menganggap mereka benar-benar sebagai manusia yang punya ambisi dan cita-cita. Luar biasa saudara pendidikan itun berhasil. Sebahagian besar mereka yang telah tamat merasakan bahwa motivasi, dedikasi dan perlakuan yang sangat menyentuh itulah membuat mereka berubah...bayangkan setelah lebih 15 tahun mereka berkumpul kembali setelah  berhasil dalam usaha-usaha mereka. Mereka rindu berjumpa kembali dengan gurunya yang berintegritas dan berkarakter itu, walaupun guru tersebut telah lama pensiun...
Bagaimanakah kita menjadi seorang yang berbuah?
Tadi kita sebutkan menghasilkan buah tidaklah terjadi dalam sesaat, tetapi merupakan hasil kesetiaan kita bersama Tuhan...berbuah dalam kehidupan ini walaupun itu sulit sebab dunia ini penuh tantangan, dunia ini penuh kerikil tajam, duri tapi Tuhan ingin kita menyenangkan hati bapa. Mungkin saja sebelum buah matang, banyak gangguan, dari hama penyakit sehingga mengakibatkan hilangnya harapan tetapi dengan kesetiaan dan penuh asih, kita akan berhasil. Hal tantangan, itu akan ada terussss... bersiaplah melihat ulat kalau ingin melihat kupu-kupu. Tetesan air hujan bening dan mmenyegarkan itu, didahului dengan mendung, petir dan angin... tetapi tetaplah bertekad untuk berbuah, berbuah lebat....
sebagai anak-anak Tuhan renungkanlah beberapa hal:
1. Apakah rencana Tuhan melalui anda di dalam hidup ini? sudahkah anda melakukannya?
2. Sebagai seorang kristen yang berbuah, buah apakah yang telah anda hasilkan menyukakan Allah bapa?
3.Apakah anda telah hidup penuh integritas, berkarakter sebagai porang Kristen yang mengisi hidup dengan kasih? untuk sesama dan bahkan diluar agama dan komunitas anda?
Mintalah Tuhan kita Yesus Kristus memberkati tekad dan upaya-upaya anda....

0 komentar:

Posting Komentar