Teologi Perjanjian Baru
Donald
Guthrie
Jilid 1,2,3
Penerbit : BPK Gunung Mulia Jakarta
Tahun 2012
Allah, Manusia dan Kristus
Injil Sinoptik
Manusia dan Dunianya: Berbicara mengenai dunia (kosmos) sering mempunyai arti yang
materialistic seperti dalam Lukas 12:30 dengan lawan kata sikap hidup yang
mengutamakan Kerajaan Allah (Bnd. Mat 16:26). Namun dikatakan bahwa seluruh
dunia ini merupakan tantangan sasaran pemeritaan Injil (Mat 28:19 bnd Mrk
16:15). Dalam perumpamaan lalang diantara gandum yang diumpamakan lalang adalah
dunia (Mat 13:18), sementara murid-murid disuruh menjadi terang dunia (Mat
5:14) itu berarti bahwa dunia adalah suatu kebutuhan universal dan demikian
merupakan suatu tantangan yang bersifat
universal pula. Dalam hal itu tidak ada
konsep dunia yang jahat. Kemudian kita temukan dalam pencobaan Yesus iblis
menawarkan semua kerajaan dunia, dalam arti iblis mempunyai pengaruh di dunia,
seperti yang mengakibatkan manusia berdosa. Mengenai hal ini Lukas banyak
berbicara, misalnya perempuan yang diikat selama 18 tahun (Luk 13:16), bahkan
Iblis pun masuk ke dalam diri Yudas untuk menghianati Yesus (Luk 22:3). Maka
jelaslah setip gerak gerik dan tindakan jahat iblislah yang mengakibatkan
penyaliban Yesus. Kita menemukan konfrontasi yang kuat antara Yesus dengan
penguasa dunia ini. Ini memang sering menjadi persoalan, terlebih di kalangan
dunia Barat yang tidak menerima pandangan dunia roh, menganggap bahwa
pengusiran setan itu tidak pernah terjadi. Tetapi sangat jelas bhawa pengusiran
oleh Yesus begitu mutlak, dan meupakan missi Yesus (Luk 9:1). Manusia dalam Dirinya sendiri: Yesus
adalah manusia yang utuh, hal ini terlihat dalam diri Yesus yang mengasihi
sesamanya, berinteraksi. Menjadi tolok ukur bagi kemanusiaan yang lain, sebab
Yesus senantiasa dalam hubungan dengan Allah (Mat 11:25 dst). Sinoptik
mengajarkan kita: Bahwa manusia lebih unggul dari binatang, seperti cerita
tentang burung pipit (Mat 10:31). Nilai manusia yang sangat besar di hadapan
Allah, Allah bisa mengetahui rambut pun dia ketahui jumlahnya (Mat 10:30),
namun pun demikian Manusia tidak lepas dari hubungannya dengan Tuhan,, misalnya
orang yang bertobat dan berimanlah yang berkenan dimata Tuhan. Yesus juga
mengatakan mmemiliki tubuh yang bercacat
lebih baik dari pada kehilangan hidup (Mrk 9:43-47). Yesus tidak mengenal
dualism antara daging dan roh, yang sering
mengatakan daging adalah jahat. Dan tidak mengenal sikap asketik. Oleh karena
itu jugalah dia dikecam (Mat 11:19). Dalam Sinoptik, ajaran Yesus juga tidak
pernah anjuran hidup individual tanpa kepedulian terhadap orang lain. Yesus
prihatin dengan orang yang sakit menderita, lumpuh dll (Mat 11:4). Dia juga
bergaul dengan orang berdosa (Mat 11:19). Khotbah di Bukita adalah ajaran
prioritas terhadap manusia sebagai bagian dari sesamanya. Manusia juga harus
mengikuti aturan Allah sebagai tanggung jawab pribadi (Mat 19:3). Manusia
diharapkan untuk patuh pada Tuhan seperti diperintahkan pada anak muda kaya
(Mat 19:16-26). Manusia juga harus taat pada Tuhan seperti senantiasa berdoa
(Mat 6:11). Mengenai hubungan laki-laki dan perempuan, Yesus jauh lebih unggul
dari sikap Yahudi pada masanya. Sinoptik misalnya menceritakan kelahiran Yesus
dari perawan, menunjukkan posisi perempuan yang setara dimata Injil.
Penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan Yesus juga banyak diterima oleh
perempuan, misalnya Mertua Petrus (Mat 8:14, 15; Mrk 1:29-31, Luk 4:38,39),
Anak perempuan kepala rumah ibadat, perempuan yang menderita pendarahan dsb.
Jelas Yesus punya pandangan yang berbeda dengan Yahudi yang waktu itu yang
jelas sangat partial. Demikian juga dengan sikap Yesus terhadap anak yang lemah
lembut terhadap nak-anak. Tentu berbeda dengan jaman Yahudi kuna yang sering
membuang anak karena dianggap tidak dibutuhkan. Hubungan Manusia dengan Allah: Aneka ragam segi dosa: Yesus memang
adalah manusia yang sempurna tanpa dosa, tetapi manusia gagal menjadi manusia
tanpa dosa. Kata dosa (hamartia) sering dipakai dalam hubungan dengan
pengakuand dosa (Mat 3:6; Mrk 1:5). Dalam khotbah Yohanse pembaptis tidak kita
temukan penjelasan dosa, tetapi langsung
berbicara mengenai pentingnya pertobatan. Artinya adalah betapa
mendasarnya kepentingan pertobatan untuk manusia (bnd. Luk 13:1; 15;7,10).
Hamartia sering dipakai dalam bentuk jamak untuk menunjukkan prilaku dosa itu
sendiri bukan dalam bentuk abstrak. Kata lain adalah paraptoma (pelanggaran) yang juga dikaitkan dengan pengampunan dosa.
Pengampunan jug disamakan dengan hutang, ketika
Yesus mengajari berdoa dengan: “Ampunilah kami akan kesalahan kami” (Mat
6:12), mengampuni memakai kata ofeilema
yang berarti utang. Kata yang penting lainnya adalah kata anomia (kedurhakaan). Ini bertentangan dengan sikap mementingkan
kehendak Allah (Mat 7:22-23). Artinya orang yang tidak melakukan kehendak Allah
adalah mendurhakai Allah. Petunjuk lain tentang dosa manusia adalah sikap
mementingkan diri sendiri dan kecenderungan dikuasai oleh kejahatan. Itu
diungkapkanYesus ketika dia mengatakan “jika kamu yang jahat tahu memberikan
yang baik kepada anak-anakmu (Mat 7:11; Luk 11:13). Pandangan Yesus tentang Dosa Manusia: dalam ulasan ulasan sinoptik
maka dapat disimpulkan bahwa: dosa meliputi semua manusia,dosa bersifat
batiniah, dosa berarti perbudakan dan dosa berarti pembrontakan (Luk 15:11-32),
dan dosa sepatutnya mengakibatkan hukuman. YESUS
KRISTUS (KRISTOLOGI): Yesus sebagai
manusia sejati: Markus memberikan
gambaran lebih bahwa Yesus bukan manusia biasa. Memang Matius dan Lukas membuka
Injilnya dengan cerita mengenai kelahiran Yesus, sebagai gambaran bahwa manusia
lahir dari keluarga manusia biasa, dan semua Injil Sinoptik menggambarkan Yesus
dengan latar belakang kehidupan Yahudi.
Namun walaupun Yesus adalah manusia sesungguhnya tetapi tidak ada catatan bahwa
Dia melakukan dosa, Dia juga tidak pernah melakukan pengakuan dosa itu
menunjukkan Yesus sebagai manusia yang sangat dekat dengan Allah Bapa. Dalam
awal pelayananNya Dia memanggil orang orang supaya bertobat. Yesus peka dengan
penolakan terhadap kejahatan, seperti ketika Dia menghardik Petrus yang
salah dan ingin membelokkan konsekuensi
misiNya kemudian mengatakan: “Enyahlah
kau iblis”(Mat 16:23). Dari sikapNya menegor kaum Farisi kitab-kitab Injil Sinoptik menunjukkan
ketegasan Yesus. Yesus tidak memakai kata halus tetapi tidak memakai kata-kata
diluar etika. Dengan demikian dapat disimpulkan Yesus tidak berdosa walaupun
memiliki karakter yang tegas dalam sikapnya. Mesias: Dalam Injil Sinoptik kita
baca bagaimana mula-mula para Ahli Taurat dan Herodes mampu memberitahukan
bahwa Mesias akan dilahirkan di
Betlehem (Mat 2:3-5). Lukas menuliskan
kebingungan apakah Yohanes Pembaptis adalah Mesias itu (Luk 3:15). Ini adalah
situasi yang menunjukkan pengharapan mereka akan kehadiran Mesias tersebut.
Memang kehadiran Yesus menimbulkan kecemasan diantara banyak pemimpin, sebagai
tanda bahwa Mesias secara politiklah yang
mereka perkirakan dalam diri Yesus, dan oleh itulah mereka membunuhNya.
Tentu saja Yesus menolak menjadi Mesias politik, dan sengaja menjauhkan diri
dari segala kekerasan untuk menunjukkan image Mesias yang ini. Belum pernah
seorang pemimpin menganjurkan mengasihi musuh. Khotbah di Bukit sangat sulit
dimengerti sebagai manifesto politik. Anak Manusia: Anak manusia merupakan
gelar yang sangat penting. Ada beberapa pengertian: 1. Sebutan anak manusia
dalam setiap kategori mungkin asli, sebagai ungkapan Yesus atas diriNya
sendiri. 2. Mungkin gelar yang diberikan masyarakat Kristen dan tidak pandangan
Yesus mengenai dirinya sendiri. 3. Mengarah pada masa yang akan datang, tetapi
sebutan itu bukan Yesus 4. Mengarah pada
masa yang akan datang dan Yesus menganggap dirinya sebagai Anak Manusia 5.
Sebutan pada diri Yesus pada saat didunia ini. Kata Tuhan juga dipakai untuk
Yesus, yang awalnya dipakai pada seorang yang lebih dihormati seperti tuan dalam istilah umum. Dan kalau
para penulis Injil menyebutnya kepada Yesus karena memang hal tersebut telah
umum pada masa tersebut. Kerajaan Allah:
Selalu ada dua ungkapan tentang hal yang sama, yakni Kerajaan Allah dan
Kerajaan sorga, dipakai oleh Injil Sinoptik. Markus dan Lukas memakai Kerjaan Surga tetapi Matius memakai kerajaan Allah. Alasan
yang masuk akal adalah bahwa Markus dan Lukas hidupdi kalangan Yahudi dengan
penghargaan yang tinggi bagi gelar Allah sehingga mereka memakai istilah
Kerjaan sorga, tetapi boleh jadi memang ada kemungkinan pemakaian itu silih
berganti seperti mungkin dipakai oleh Yesus sendiri. Kata basileia untuk kerajaan bukanlah menggambrkan wilayah kerajaan yang
diperintah seoerang raja, tetapi perbuatan atau aktivitas pemerintahan.
Wawasan kerajaan itu ditemukan beberapa kali
dalam PL sperti dalam Mazmur 103:19, 145:11-13, 1 Tawarikh 29;11 dst. Dalam
konsep itu ada dua sifat, sudah datang atau akan datang. Yag jelas ke depan
pada suatu masa akan nyata bahwa Allah memerintah di tengah-tengah umatNya (Yes
24:23). Kerajaan Allah itu bisa secara apokaliptis dilihat dalam Daniel 7.
Kerjaan Allah itulah yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis dalam permulaan
Injil Lukas. Nadanya sangat kuat memberitakan penghakiman yang akan datang,
bahwa kapak telah tersedia pada akar pohon untuk menebang (Mat 3:7-12) bukti
untuk itu akan terjadi baptisan api (baptisan roh diyakini adalah penafsiran
kemudian). Yesus sendiri mengawali pelayananNya dengan pemberitaan “waktunya
sudah genap; kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:14). Markus menggaris bawahi
bahwa Kerajaan Allah tersebut hadir dalam pelayanan Yesus. Walaupun kaum Yahudi
mengharap kerajaan eskatologis, mereka tidak mengira bahwa Kerajaan Allah
tersebut masuk dalam sejarah mereka sendiri. Ayat yang berhubungan adalah
Matius 112:28 (=Luk 11:20) dan Matius 11;11-12 (=Luk 7:28 dan 16:16) dimana
dikatakan Kerajaan Sorga diserong. Kata diserong dipakai biazomai
yang artinya dilakukan dengan kekerasan yang bisa ditafsir bahwa perwujudan
Kerajaan Allah mendapat tantangan keras. Tetapi Yesus sendiri mengindikasikan
bahwa kerajaan itu belum datang dengan bukti khotbah tentang Akhir zaman dalam
Mat 24-25, atau kerajaan dalam doa bapa kami.
Aspek-aspek Kerajaan:1.
Kerajaan Allah berarti Allah menjadi penggerak dan pendorong utama (tepsentris)
2. Kerajaan bersifat dinamis, seperti perumpamaan yang lebih kuat mengalahkan
yang kuat lengkap bersenjata (Luk 11:20-22), dalam arti akan menang tidak
mungkin kalah. 3. Bersifat mesianis ini jelas disebut Lukas bahwa Yesus akan
memegang tahta Daud dan kerajaanNya tidak berkesudahan (Luk 1:32-33).
4.Kerajaan itu berhubungan dengan keselamatan, Kerajaan yang akan menjangkau
umatnya. Karya Penyelamatan Kristus:
Selanjutnya kita melihat warna penderitaan dalam pelayanan Yesus, bahkan hingga
pada kematianNya. Bermula dalam Markus 3:6 tentang niat para pemimpin yang
ingin membunuhnya, dan tidak mengherankan Markus membuka penderitaan itu dengan
panjang lebar, walaupun banyak menganggap penjelasan itu brat sebelah, tetapi
harus diakui bahwa kitab Markus adalah khabar baik tentang keselamatan.Injil
lain memuat penderitaan itu sebagai puncak penuturannya. Penderitaan itu
diawali dengan nubuatan (Mat 16:21, Mrk
9:30-32, Luk 9:43-45) lebih terinci lagi
ketiga kalinya (Mat 10:17-19= Mrk 10:32-34=Luk 18:31-34). Penyaliban
adalah jalan bagi kematian itu. Penafsiran tentang penderitaan Yesus terlihat
dalam perjamuan kudus ketika Yesus mmengatakan: Makanlah inilah tubuhku,
minumlah inilah darahKu (Mat 26:26), Paulus menambahkan “yang diserahkan
bagimu” (1 Kor 11:24). Ungkapan-ungkapan ini berarti kurban, seperti hamba yang
menyerahkan dirinya sebagai kurban (Yes 53:10). Roh Kudus: Di banding dengan Yohanes, Injil Sinoptik tidak begitu
banyak berbicara mengenai Roh Kudus. Lukas lebih banyak memuat dri pada Matius
dan Markus. Janji mengenai Roh kudus diucapkan Yohanes pembaptis, dia
mengatakan Yesus akan membaptis dengan Roh (Luk 3:15-17 bnd Mat 3:11-12; Mrk
1:7-8), Markus menghilangkan kata-kata “dengan api”. Peran Roh Kudus juga ditemukan dalam kelahiranYesus
dari perawan (Luk 1:15), dalam nubuatan Simeon (Luk 2:25) dan pada pembaptisan
yesus (Mat 3:16=Mrk 1:10= Luk 3:22), pada saat pencobaan Yesus (Mrk 1:12), pada
pengusiran setan (Mat 12:28). Permulaan
Kehidupan Kristen: Dalam bagian ini kita lihat tentang Pertobatan, Iman dan
pengampunan. Tentang Pertobatan: Bisa dikatakan bahwa pelayanan Yesus adalah
kelanjutan dari pelayanan Yohanes pembaptis. Maka ketika Yohanes berbicara
mengenai pertobatan, Yesus juga mempermaklumkan bahwa Ia datang bukan memanggil
orang yang benar tetapi orang berdosa supaya bertobat (Luk 5:32), kalau tidak
bertobat nasib mereka akan sama dengan
orang yang tertimpa menara dekat Siloam (Luk 13:1). Iman: Kata iman sangat
sentral dalam PB, dalam konteks menyerahkan diri kepada Kristus. Dalam laporan
Markus tentang permulaan pelayanan Yesus pemberitaan pertama dikaitkan dengan
Iman dan pertobatan (Mrk 1:15). Perbedaan antara yang beriman dengan yang tidak
percaya terlihat dalam penuturan Lukas tentang kelahiran Yesus dalam
perbandingan antara Maria dan Zakaria (Luk 1:45, Luk 1:20), yang beriman
menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan. Bagi Yesus iman harus mempengaruhi
perbuatan. Iman mengungkapkan diri dalam doa (Mat 21:22; Mrk 11:24). Iman
menyangkal percaya diri dan “tidak” kepada kebanggaan atas prestasi, dan pasrah
sepenuhnya atas belas kasihan Allah. Pengampunan: Langkah pemulihan kepada persekutuan dengn
Allah adalah pengampunan dosa. Ketika Yohanes Pembaptis meminta pertobatan (Mrk
1:4) ia menambahkan “Allah akan mengampuni dosamu”. Mengampuni berakar dalam kasih Allah dan tidak menuntut apapun dari manusia
seperti dla kisah anak yang hilang (Luk 15:11-32). Perumpamaan tentang hamba
yang tak mau mengampuni menunjukkan bahwa orang yang telah menerima pengampunan
diharapkan secara ipso facto (sendiri) harus melakukan pengampunan (Mat 18;23-35).
Kesimpulannya: tersirat kesdiaan Allah untuk mengampuni, pertobatan mendahuli
pengampunan dan pertobatan berbarengan dengan pengampunan. Terdapat hubungan
antara Kristus dengan pengampunan, dan pengampunan selalu terlihat dalam
hubungan dengan dosa, dosa-dosa dan hutang. Anugerah Allah: Konsep anugera: arti kharis dalam pengertian umum adalah kemurahan hati
(Luk 2:40, 52). Walau kata kharis
(anugerah) tidak begitu banyak dalam Inji Sinoptik, tetapi kaya akan makna karena
banyak ditemukan dalam petunjuk incidental. Misalnya dalam khotbah di bukit
kita menemukan nasehat-nasehat etis
tentang kerajaan Allah. Etikanya atau etika Yesus adalah berdasarkan
anugerah. Konsep anugrah itu bisa kita lihat dalam perumpamaan Yesus misalnya
tentang perumpamaan penabur (Mat 13:1-9, 18-23; Mrk 4:3-9, 14-20; Luk 8:4-8,
11-15) memperlihatkan bahwa seluruh pertumbuhan bergntung kepada benih dan
tanah. Benih dalam tafsiran kepada
Matius adalah “firman tentang Kerajaan” (Mat 13:19) yang di dalamnya mengandung
kehidupan,dan hanya Allahlah pemilik kehidupan. Hidup Baru dalam Kristus: Kalau kita melihat Kerajaan Allah dalam
Injil maka kita perlu menanyakan bagaimanakah pengaruha menyambutnya kepada
kehidupan orang percaya. Ada perkataan “Barang siapa menyambut kamu, ia
menyambut kamu” (Mrk 3:35), menyambut orang berkekurangan adalah berbuat bagi
Tuhan (Mat 25:35). Disini ada ayat solidaritas dan dasar hidup di dalam Kristus
dan bersama Kristus. Hukum Taurat Dalam Kehidupan Kristen: kata “Hukum” tidak pernah dipakai dalam Markus
tetapi terdapat 8 kali dalam Matius dan 9 kali dalam Lukas. Arti terutama
adalah hokum Taurat dan yang paling utama adalah tuntutan-tuntutannya.
Hukumdalam arti “perntah” kadang-kadang dikaitkan dengan pemakaiannya dalam
arti “Kitab Suci” (bnd. Mat 5:17-18). Perlu dikatakan bahwa Yesus sering
mengunjungi rumah sembahyang seperti diminta dalam hukum Taurat walaupun tidak
terlepas dari niat untuk melanjutkan misiNya (lih Luk 4:15-16; 31-32, 44). Dia
juga turut membayar bea untuk Bait Allah (Mat 17:24-27). Ini menunjukkan bahwa
Yesus memandang banyak hal positif dalam Taurat. Ia menegakkan kekudusan Taurat
dalam Matius 17:26. Dalam Lukas 16:17 “….satu iota atau satu titik pun tidak
ditiadakan dalam hukumTurat sebelum semuanya terjadi”. Kata terjadi atau
digenapi memakai pleroo. Namun
pengertian lainnya adalah melengkapinya, bisa juga menegakkannya dalam arti penyelesaian
atau perwujudan yang penuh. Pengertian ini bisa diterima. Penghargaan Yesus
terhadap hokum Taurat terliht dalam Matius 23:2-3 dimana Yesus mengatakan bahwa
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menduduki kursi Musa. Yesus
menganjurkan agar pengikutnya untuk
melakukan apa yang dikatakan orang Farisi tetapi tidak mengikuti cara hidupnya.
Namun Yesus mengindikasikan bahwa Hukum Taurat tidaklah lengkap, dan Kerajaan
Allah masih diatas hokum tersebut (bnd. Luk 16:16, Mat 11;12-13). Bahkan Yesus
mengatakan “ Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12), jelaslah bahwa penafsiran
ini justru melucuti Hukum Taurat. Ajaran Yesus menuntut lebih taat kepada
Taurat berkat upaya manusia sendiri, karena itu hanya mengarah kepada
kecongkakan. Dengan demikian Yesus ingin bukan sekedar memahami tetapi juga
pengertian relevansi Hukum Taurat dalam kehidupan orang Kristen.
Jemaat Kristen Mula-Mula: Kalau melihat pemakaian kata ekklesia (jemaat) yang
sangat miskin dalam Injil Sinoptik bisa dikatakan bahwa Yesus tidak tertarik
dengan jemaat. Tetapi memahaminya tidaklah tergantung hanya pada kata itu. Kerajaan Allah dan Jemaat: Kita telah
mengetahui bahwa kerajaan itu bersifat presentis dan futuris, namun tidaklah
tepat kalau ada pandangan yang mengatakan kerajaan Allah hanya sekarang atau
hanya yang akan datang sebab itu mempengaruhi jemaat awal. Murid murid yang
diutus adalah memberitakan Kerajaan Allah bukan membentuk jemaat (Mat 10:7).
Jemaat dan murid-murid bukanlah Kerajaan Allah itu. Yesus sendirilah yang mengawali
pemberitaan Kerajaan Allah tersebut (Mis. Luk 11:20), disebutkan dengan
mengusir setan adalah tanda kehadiran Kerjaan itu. Murid memang bukan Kerajaan
Allah tetapi dipakai Tuhan untuk mewujudkannya. Namun adalah wajar adanya
perasaan “satu” bagi para murid yang memberitakan Kerajaan tersebut. Karena itu
gagasan Kerajaan Allah mengisyaratkan adanya satu ruang linngkup yang merupakan
tempat diakuinya kedaulatan Allah, dan memberi kesan adanya masyarakat baru di
masa depan. Tetapi tidak berarti Kerajaan dan Jemaat dapat disamakan. Tetapi
jelas juga bahwa jemaat memperoleh dasarnya dalam Kerajaan Allah. Lihat dalam
beberapa ayat yang berhubungan dengan Kerjaan Allah terdapat terdapat gagasan
mengenai “masuk” (Mrk 9:47, Mat 7:21, Luk 16:16), dan orang Farisi dituduh
menghalangi orang masuk ke dalamnya (Mat 23:13 bnd. Luk 11:52). Ada juga
perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang menckup kerajaan Allah seperti biji
sesawi (Mrk 4:30-32), juga tentang pukat (Mat 13:47-48). Jemaat merupakan
perwujudan yang tidak lengkap dari Kerajaan Allah. Ada pendapat bahwa ke 12
murid adalah gambaran ke 12 suku bangsa Israel dan mengambil bagian penting
dalam perwujudan Kerajaan Allah. Gagasan
mengenai jemaat dalam pengajaran Yesus: gagasan yangkita ketahui dalam
Perjanjian Lama adalah bahwa Israel
digambrkan sebagai umat Allah. Allah mmemberi janji tetapi juga tuntutan.
Kegagalan mereka memenuhi tuntutan ditanggulangi dengan penebusan Allah
sendiri, sehingga dikenal sebagai Allah penebus. Walaupun banyak yang menolak
penebusan tetapi selalu ada “sisa” yang setia. Tentang “sisa” ini diteruskan
dalam Perjanjian Baru berupa perkumpulan bukan pribadi-pribadi. Yesus membatasidiri
bagi domba-domba yang hilang dari Israel (Mat 15:24) domba yang hilang ini
dapat dibandingkan dengan murid-murid Yesus (Luk 12:32). Jumlah 12 tentu
bukanlah suatu yang kebetulan tetapi
merupakan symbol dari seluruh suku bangsa Israel. Dapat disimpulkan bahwa
murid-muridlah sebagai inti jemaat yang baru. Ini sangat beralasan karena Injil
Sinoptik mengangkat mereka pada jabatan rasul (Mat 10:2 = Luk6:13 = Mrk 6:30).
Setelah pengkuan Petrus di Kaisarea Filipi (Mat 16:21, Mrk 8:31, Luk 9:43), Yesus
lebih focus mengajar murid dan memberi mereka kuasa agar mampu menghadai
penderitaannya nanti. Ucapan-ucapan
ekklesia dalam Matius: hanya ada 2 kali kata ekklesia dalam Injil dan itu
hanya terdapat dalam matius (Mat 16:18; 18:17). Ekklesia sebenarnya dipakai
oleh Septuaginta untuk menerjemahkan kata Ibrani qahal, bukan eda.
Keduanya merujuk pada pengertian perhimpunan umat Allah. Jadi kalau Yesus
memakainya, itu berarti bertalian dengan
perhimpunan baru yang berhubungan
dengan Mesias (karena itu Yesus berkata “JemaatKu”. Pendapat lain mengatakan
kata ekklesia menerjemahkan kata Aram kenisyta
yang mengarah kepada rumah sembahyang (sinagoge) mesianis yang terpisah. Yang
pasi ekklesia yang dimaksudkan Yesus bukanlah suatu organisasi tetapi kelompok
yang dianggapNya sebagai milik sendiri dan diwakili olehh murid-muridNya.
Apakah arti “batu karang”? waktu Yesus mengatakan “Engkau adalah Petrus
(petros) dan diatas batu karang ini aku akan mendirikan JemaatKu” (Mat 16:18).
Petrus dan petros memiliki arti yang
dalam bahasa Aram disebut kefas.
Dengan demikian arti sesungguhnya bahwa batu karang itu adalah Petrus sebagai
pengaku iman, yaitu wakil dari orang-orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias
dan Anak Allah. Pintu alam maut, berarti bahwa kuasa maut akan menyerang namun tidak sanggup mengalahkan ekklesia, sama
seperti Yesus yang menang mengalahkan maut. Pintu alam maut dalam bahasa Yunani
pulai Hadou (Why 1:18; 6:8; 20:13,14) yang berfarti “Kerajaan maut”. Arti kunci
Kerajaan sorga, kemungkinan besar adalah merujuk kepada pengertian Lukas 15:52 dimana disebutkan bahwa ahli-ahli
Taurat telah mengambil kunci pengetahun. Jadi Petrus telah mengembalikan kunci
itu dan menjadi perantara yang husus yang melalui dia kerajan sorga akan
diberitakan. Masa Yang Akan Datang
(Eskatologi): Kedatangan Kristus yang Kedua Kali: Waktu Yesus mengajar
gagasan mengenai masa yang akan datang sudah dikenal, yaitu masa didirikanya
pemerintahan Mesias yang akan datang (Olam habba). Dibedakan dengan masa
sekarang. Ada beberapa pendapat mengenai hal tersebut, apakah sudah datang atau
masih menunggu, atau keduanya berdampingan. Kata parousia sebagai kata untuk
kedatangan Kristus kedua kali hanya dipakai satu kali dalam Injil yakni dalam
Matius 24. Ada anggapan bahwa kedatangan kedua kali dianggap terjadi saat
kematian seseorang, atau sebagai turunnya Roh Kudus pada masa Pentakosta?
Kedatangan Anak Manusia: dalam perkataan
anak manusia kita melihat adanya bukti yang kuat mengenai cara bagaimana Yesus
memandang pada masa yang akan datang. Bagi Yesus kedatangan kedua kali
merupakan kepastian. Dan kedatangan kedua kali itu berhubungan dengan Kerajaan
Allah (Mat 16:28). Kita melihat bahwa kedatangan Kristus digambarkan dalam bentuk apokaliptik, seperti
tanda-tanda di langit. Gambaran yang sama ditemukan juga dalam PL. gambaran
tentang datang di awan-awan (Mrk 13:26 = Mat 24:30 dst. Dikatakan juga bahwa
kedatangan itu didahului dengan tanda-tanda berupa peperangan, gempa bumi,
kelaparan dan penganiayaan (Mrk 13:7-9; Mat 24:6-9; Luk 21:10-12). Dan satu hal
tanda lain adalah bahwa Injil harus diberitakan kepada semua bangsa (Mrk
13:10=Mat 24:14). Kedatangan itu dikatakan sudah dekat tetapi tidak diketahui waktunya. Ini tertulis
dalam Markus 13:32. Ini menjadi masalah
bahwa seolah-olah pengetahuan Yesus akan kedatangannya sendiri sangat terbatas.
Kehidupan sesudah kematian: Dari
jawaban Yesus terhadap pertanyaan kaum Farisi mengenai siapakah suami dari
seorang istri yang telah menikah sebanyak 7 kali (Mrk 12:18-27 dan paralelnya)
dapat diketahui bahwa kehidupan sesudah kematian itu ada. Dalam Lukas 20:35,
ajaran mengenai kebangkitan oleh Yesus lebih jelas. Keadaan Sementara: Bisa
terjawab bahwa waktu Yesus menjawab respon penjahat disebelah kanannya waktu
tersalib dengan mengatakan” Hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan
aku di dalam Firdaus” (Luk 23:42-43) menunjukkan bahwa Firdaus itu adalah
tempat sementara sebelum kedatangan Kerajaan Allah, walaupun ada juga penafsir
lain yang menyamakan Firdaus dengan sorga. Penghakiman: ada beberapa ayat yang
berbicara mengenai penghakiman. Dikatakan “Ia akan membalas setiap orang
menurut perbuatannya” (Mat 16:27) ini menunjukkan perihal penghakiman
tersebut. Etika : Yesus tidak senang denganpribadi yang munafik yang
ditunjukkan oleh kaum Farisi. Dia mengibaratkan mereka seperti kuburan indah
tetapi di dalamnya busuk (Mat 23:27-28). Yesus juga tertuju pada hokum moral
seperti keadilan, belas kasihan dan kesetiaan (Mat 23:23). Ajaran Yesus tentang
etika bisa dibaca dalam ucapan-ucapan bahagia sebagaimana tertulis dalam Matius
5:3-12 dan Lukas 6:20-23. Jelaslah Yesus mengharapkan relevansi dari ajaran itu
dalam hidup murid-muridnya. Kata berbahagia (makarioi) melampaui pengertian
sekedar rasa senang. Yesus memberikan teladan dalam etika kehidupan, misalnya
saja mengenai ketaatan membayar pajak, dengan harapan agar Yesus tidak menjadi
batu sandungan kepada orang lain (Mat 17:22). Menurut Yesus kebajikan yang
mutlak perlu dalam kehidupan berasal dari kasih. Yesus menyimpulkan hokum Perjanjian
Lama sebagai kasih terhadap Allah serta sesame manusia (Mat 22:34-40 = Mrk
12:30-31 = Luk 10:25-28). Karena itu jelaslah bahwa kasih itu sangat penting
terhadap keagamaan dan masyarakat. Dalam pengambilan keputusan etis perlu
dipahami bahwa kasih merupakan kewajiban utama melampaui kebiasaan hingga
mampu mengasihi musuh (Mat 5:44). Yesus
mengharapkan agar kasih diulurkan kepada orang yang tak layak dikasihi. Sikap
lain yang penting adalah penolakan terhadap tindakan yang bertentangan dengan
kehendak Allah. Mengutamakan prinsip kebenaran, dan dari ajaran Yesus tentang “carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu
(Mat 6:33) hendaknya menjadi prinsip hidup orang benar. Tentu maksudnya adalah
bahwa orang yang mencari kehidupan di dalam kebenaran tidak akan pernah
dikecewakan Allah.
Betfair Casino - Wooricasinos
BalasHapusBetfair is a casino located 바카라 사이트 in London with a high level of 토토 사이트 gambling activities. A number of people 피망 포커 from around the titanium wire world visit this casino. Betfair kadangpintar Casino was established in