Senin, 16 Desember 2013



Teologi Perjanjian Baru
Donald Guthrie
Jilid 1,2,3
Penerbit          : BPK Gunung Mulia Jakarta
Tahun 2012


Allah, Manusia dan Kristus
Injil Sinoptik
Manusia dan Dunianya: Berbicara mengenai dunia (kosmos) sering mempunyai arti yang materialistic seperti dalam Lukas 12:30 dengan lawan kata sikap hidup yang mengutamakan Kerajaan Allah (Bnd. Mat 16:26). Namun dikatakan bahwa seluruh dunia ini merupakan tantangan sasaran pemeritaan Injil (Mat 28:19 bnd Mrk 16:15). Dalam perumpamaan lalang diantara gandum yang diumpamakan lalang adalah dunia (Mat 13:18), sementara murid-murid disuruh menjadi terang dunia (Mat 5:14) itu berarti bahwa dunia adalah suatu kebutuhan universal dan demikian merupakan suatu tantangan  yang bersifat universal pula. Dalam  hal itu tidak ada konsep dunia yang jahat. Kemudian kita temukan dalam pencobaan Yesus iblis menawarkan semua kerajaan dunia, dalam arti iblis mempunyai pengaruh di dunia, seperti yang mengakibatkan manusia berdosa. Mengenai hal ini Lukas banyak berbicara, misalnya perempuan yang diikat selama 18 tahun (Luk 13:16), bahkan Iblis pun masuk ke dalam diri Yudas untuk menghianati Yesus (Luk 22:3). Maka jelaslah setip gerak gerik dan tindakan jahat iblislah yang mengakibatkan penyaliban Yesus. Kita menemukan konfrontasi yang kuat antara Yesus dengan penguasa dunia ini. Ini memang sering menjadi persoalan, terlebih di kalangan dunia Barat yang tidak menerima pandangan dunia roh, menganggap bahwa pengusiran setan itu tidak pernah terjadi. Tetapi sangat jelas bhawa pengusiran oleh Yesus begitu mutlak, dan meupakan missi Yesus (Luk 9:1). Manusia dalam Dirinya sendiri: Yesus adalah manusia yang utuh, hal ini terlihat dalam diri Yesus yang mengasihi sesamanya, berinteraksi. Menjadi tolok ukur bagi kemanusiaan yang lain, sebab Yesus senantiasa dalam hubungan dengan Allah (Mat 11:25 dst). Sinoptik mengajarkan kita: Bahwa manusia lebih unggul dari binatang, seperti cerita tentang burung pipit (Mat 10:31). Nilai manusia yang sangat besar di hadapan Allah, Allah bisa mengetahui rambut pun dia ketahui jumlahnya (Mat 10:30), namun pun demikian Manusia tidak lepas dari hubungannya dengan Tuhan,, misalnya orang yang bertobat dan berimanlah yang berkenan dimata Tuhan. Yesus juga mengatakan  mmemiliki tubuh yang bercacat lebih baik dari pada kehilangan hidup (Mrk 9:43-47). Yesus tidak mengenal dualism antara daging  dan roh, yang sering mengatakan daging adalah jahat. Dan tidak mengenal sikap asketik. Oleh karena itu jugalah dia dikecam (Mat 11:19). Dalam Sinoptik, ajaran Yesus juga tidak pernah anjuran hidup individual tanpa kepedulian terhadap orang lain. Yesus prihatin dengan orang yang sakit menderita, lumpuh dll (Mat 11:4). Dia juga bergaul dengan orang berdosa (Mat 11:19). Khotbah di Bukita adalah ajaran prioritas terhadap manusia sebagai bagian dari sesamanya. Manusia juga harus mengikuti aturan Allah sebagai tanggung jawab pribadi (Mat 19:3). Manusia diharapkan untuk patuh pada Tuhan seperti diperintahkan pada anak muda kaya (Mat 19:16-26). Manusia juga harus taat pada Tuhan seperti senantiasa berdoa (Mat 6:11). Mengenai hubungan laki-laki dan perempuan, Yesus jauh lebih unggul dari sikap Yahudi pada masanya. Sinoptik misalnya menceritakan kelahiran Yesus dari perawan, menunjukkan posisi perempuan yang setara dimata Injil. Penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan Yesus juga banyak diterima oleh perempuan, misalnya Mertua Petrus (Mat 8:14, 15; Mrk 1:29-31, Luk 4:38,39), Anak perempuan kepala rumah ibadat, perempuan yang menderita pendarahan dsb. Jelas Yesus punya pandangan yang berbeda dengan Yahudi yang waktu itu yang jelas sangat partial. Demikian juga dengan sikap Yesus terhadap anak yang lemah lembut terhadap nak-anak. Tentu berbeda dengan jaman Yahudi kuna yang sering membuang anak karena dianggap tidak dibutuhkan. Hubungan Manusia dengan Allah: Aneka ragam segi dosa: Yesus memang adalah manusia yang sempurna tanpa dosa, tetapi manusia gagal menjadi manusia tanpa dosa. Kata dosa (hamartia) sering dipakai dalam hubungan dengan pengakuand dosa (Mat 3:6; Mrk 1:5). Dalam khotbah Yohanse pembaptis tidak kita temukan penjelasan dosa, tetapi langsung  berbicara mengenai pentingnya pertobatan. Artinya adalah betapa mendasarnya kepentingan pertobatan untuk manusia (bnd. Luk 13:1; 15;7,10). Hamartia sering dipakai dalam bentuk jamak untuk menunjukkan prilaku dosa itu sendiri bukan dalam bentuk abstrak. Kata lain adalah paraptoma (pelanggaran) yang juga dikaitkan dengan pengampunan dosa. Pengampunan jug disamakan dengan hutang, ketika  Yesus mengajari berdoa dengan: “Ampunilah kami akan kesalahan kami” (Mat 6:12), mengampuni memakai kata ofeilema yang berarti utang. Kata yang penting lainnya adalah kata anomia (kedurhakaan). Ini bertentangan dengan sikap mementingkan kehendak Allah (Mat 7:22-23). Artinya orang yang tidak melakukan kehendak Allah adalah mendurhakai Allah. Petunjuk lain tentang dosa manusia adalah sikap mementingkan diri sendiri dan kecenderungan dikuasai oleh kejahatan. Itu diungkapkanYesus ketika dia mengatakan “jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu (Mat 7:11; Luk 11:13). Pandangan Yesus tentang Dosa Manusia: dalam ulasan ulasan sinoptik maka dapat disimpulkan bahwa: dosa meliputi semua manusia,dosa bersifat batiniah, dosa berarti perbudakan dan dosa berarti pembrontakan (Luk 15:11-32), dan dosa sepatutnya mengakibatkan hukuman. YESUS KRISTUS (KRISTOLOGI): Yesus sebagai manusia sejati:  Markus memberikan gambaran lebih bahwa Yesus bukan manusia biasa. Memang Matius dan Lukas membuka Injilnya dengan cerita mengenai kelahiran Yesus, sebagai gambaran bahwa manusia lahir dari keluarga manusia biasa, dan semua Injil Sinoptik menggambarkan Yesus dengan latar belakang  kehidupan Yahudi. Namun walaupun Yesus adalah manusia sesungguhnya tetapi tidak ada catatan bahwa Dia melakukan dosa, Dia juga tidak pernah melakukan pengakuan dosa itu menunjukkan Yesus sebagai manusia yang sangat dekat dengan Allah Bapa. Dalam awal pelayananNya Dia memanggil orang orang supaya bertobat. Yesus peka dengan penolakan terhadap kejahatan, seperti ketika Dia menghardik Petrus yang salah  dan ingin membelokkan konsekuensi misiNya kemudian  mengatakan: “Enyahlah kau iblis”(Mat 16:23). Dari sikapNya menegor kaum Farisi  kitab-kitab Injil Sinoptik menunjukkan ketegasan Yesus. Yesus tidak memakai kata halus tetapi tidak memakai kata-kata diluar etika. Dengan demikian dapat disimpulkan Yesus tidak berdosa walaupun memiliki karakter yang tegas dalam sikapnya. Mesias: Dalam Injil Sinoptik kita baca bagaimana mula-mula para Ahli Taurat dan Herodes mampu memberitahukan bahwa  Mesias akan dilahirkan di Betlehem  (Mat 2:3-5). Lukas menuliskan kebingungan apakah Yohanes Pembaptis adalah Mesias itu (Luk 3:15). Ini adalah situasi yang menunjukkan pengharapan mereka akan kehadiran Mesias tersebut. Memang kehadiran Yesus menimbulkan kecemasan diantara banyak pemimpin, sebagai tanda bahwa Mesias secara politiklah yang  mereka perkirakan dalam diri Yesus, dan oleh itulah mereka membunuhNya. Tentu saja Yesus menolak menjadi Mesias politik, dan sengaja menjauhkan diri dari segala kekerasan untuk menunjukkan image Mesias yang ini. Belum pernah seorang pemimpin menganjurkan mengasihi musuh. Khotbah di Bukit sangat sulit dimengerti sebagai manifesto politik.  Anak Manusia: Anak manusia merupakan gelar yang sangat penting. Ada beberapa pengertian: 1. Sebutan anak manusia dalam setiap kategori mungkin asli, sebagai ungkapan Yesus atas diriNya sendiri. 2. Mungkin gelar yang diberikan masyarakat Kristen dan tidak pandangan Yesus mengenai dirinya sendiri. 3. Mengarah pada masa yang akan datang, tetapi sebutan itu bukan Yesus 4.  Mengarah pada masa yang akan datang dan Yesus menganggap dirinya sebagai Anak Manusia 5. Sebutan pada diri Yesus pada saat didunia ini. Kata Tuhan juga dipakai untuk Yesus, yang awalnya dipakai pada seorang yang lebih dihormati  seperti tuan dalam istilah umum. Dan kalau para penulis Injil menyebutnya kepada Yesus karena memang hal tersebut telah umum pada masa tersebut. Kerajaan Allah: Selalu ada dua ungkapan tentang hal yang sama, yakni Kerajaan Allah dan Kerajaan sorga, dipakai oleh Injil Sinoptik. Markus dan Lukas memakai Kerjaan Surga  tetapi Matius memakai kerajaan Allah. Alasan yang masuk akal adalah bahwa Markus dan Lukas hidupdi kalangan Yahudi dengan penghargaan yang tinggi bagi gelar Allah sehingga mereka memakai istilah Kerjaan sorga, tetapi boleh jadi memang ada kemungkinan pemakaian itu silih berganti seperti mungkin dipakai oleh Yesus sendiri. Kata basileia untuk kerajaan bukanlah menggambrkan wilayah kerajaan yang diperintah seoerang raja, tetapi perbuatan atau aktivitas pemerintahan. Wawasan  kerajaan itu ditemukan beberapa kali dalam PL sperti dalam Mazmur 103:19, 145:11-13, 1 Tawarikh 29;11 dst. Dalam konsep itu ada dua sifat, sudah datang atau akan datang. Yag jelas ke depan pada suatu masa akan nyata bahwa Allah memerintah di tengah-tengah umatNya (Yes 24:23). Kerajaan Allah itu bisa secara apokaliptis dilihat dalam Daniel 7. Kerjaan Allah itulah yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis dalam permulaan Injil Lukas. Nadanya sangat kuat memberitakan penghakiman yang akan datang, bahwa kapak telah tersedia pada akar pohon untuk menebang (Mat 3:7-12) bukti untuk itu akan terjadi baptisan api (baptisan roh diyakini adalah penafsiran kemudian). Yesus sendiri mengawali pelayananNya dengan pemberitaan “waktunya sudah genap; kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:14). Markus menggaris bawahi bahwa Kerajaan Allah tersebut hadir dalam pelayanan Yesus. Walaupun kaum Yahudi mengharap kerajaan eskatologis, mereka tidak mengira bahwa Kerajaan Allah tersebut masuk dalam sejarah mereka sendiri. Ayat yang berhubungan adalah Matius 112:28 (=Luk 11:20) dan Matius 11;11-12 (=Luk 7:28 dan 16:16) dimana dikatakan Kerajaan Sorga diserong. Kata diserong  dipakai biazomai yang artinya dilakukan dengan kekerasan yang bisa ditafsir bahwa perwujudan Kerajaan Allah mendapat tantangan keras. Tetapi Yesus sendiri mengindikasikan bahwa kerajaan itu belum datang dengan bukti khotbah tentang Akhir zaman dalam Mat 24-25, atau kerajaan dalam doa bapa kami.  Aspek-aspek Kerajaan:1. Kerajaan Allah berarti Allah menjadi penggerak dan pendorong utama (tepsentris) 2. Kerajaan bersifat dinamis, seperti perumpamaan yang lebih kuat mengalahkan yang kuat lengkap bersenjata (Luk 11:20-22), dalam arti akan menang tidak mungkin kalah. 3. Bersifat mesianis ini jelas disebut Lukas bahwa Yesus akan memegang tahta Daud dan kerajaanNya tidak berkesudahan (Luk 1:32-33). 4.Kerajaan itu berhubungan dengan keselamatan, Kerajaan yang akan menjangkau umatnya. Karya Penyelamatan Kristus: Selanjutnya kita melihat warna penderitaan dalam pelayanan Yesus, bahkan hingga pada kematianNya. Bermula dalam Markus 3:6 tentang niat para pemimpin yang ingin membunuhnya, dan tidak mengherankan Markus membuka penderitaan itu dengan panjang lebar, walaupun banyak menganggap penjelasan itu brat sebelah, tetapi harus diakui bahwa kitab Markus adalah khabar baik tentang keselamatan.Injil lain memuat penderitaan itu sebagai puncak penuturannya. Penderitaan itu diawali dengan nubuatan  (Mat 16:21, Mrk 9:30-32, Luk 9:43-45) lebih terinci lagi  ketiga kalinya (Mat 10:17-19= Mrk 10:32-34=Luk 18:31-34). Penyaliban adalah jalan bagi kematian itu. Penafsiran tentang penderitaan Yesus terlihat dalam perjamuan kudus ketika Yesus mmengatakan: Makanlah inilah tubuhku, minumlah inilah darahKu (Mat 26:26), Paulus menambahkan “yang diserahkan bagimu” (1 Kor 11:24). Ungkapan-ungkapan ini berarti kurban, seperti hamba yang menyerahkan dirinya sebagai kurban (Yes 53:10). Roh Kudus: Di banding dengan Yohanes, Injil Sinoptik tidak begitu banyak berbicara mengenai Roh Kudus. Lukas lebih banyak memuat dri pada Matius dan Markus. Janji mengenai Roh kudus diucapkan Yohanes pembaptis, dia mengatakan Yesus akan membaptis dengan Roh (Luk 3:15-17 bnd Mat 3:11-12; Mrk 1:7-8), Markus menghilangkan kata-kata “dengan api”. Peran  Roh Kudus juga ditemukan dalam kelahiranYesus dari perawan (Luk 1:15), dalam nubuatan Simeon (Luk 2:25) dan pada pembaptisan yesus (Mat 3:16=Mrk 1:10= Luk 3:22), pada saat pencobaan Yesus (Mrk 1:12), pada pengusiran setan (Mat 12:28). Permulaan Kehidupan Kristen: Dalam bagian ini kita lihat tentang Pertobatan, Iman dan pengampunan. Tentang Pertobatan: Bisa dikatakan bahwa pelayanan Yesus adalah kelanjutan dari pelayanan Yohanes pembaptis. Maka ketika Yohanes berbicara mengenai pertobatan, Yesus juga mempermaklumkan bahwa Ia datang bukan memanggil orang yang benar tetapi orang berdosa supaya bertobat (Luk 5:32), kalau tidak bertobat  nasib mereka akan sama dengan orang yang tertimpa menara dekat Siloam (Luk 13:1). Iman: Kata iman sangat sentral dalam PB, dalam konteks menyerahkan diri kepada Kristus. Dalam laporan Markus tentang permulaan pelayanan Yesus pemberitaan pertama dikaitkan dengan Iman dan pertobatan (Mrk 1:15). Perbedaan antara yang beriman dengan yang tidak percaya terlihat dalam penuturan Lukas tentang kelahiran Yesus dalam perbandingan antara Maria dan Zakaria (Luk 1:45, Luk 1:20), yang beriman menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan. Bagi Yesus iman harus mempengaruhi perbuatan. Iman mengungkapkan diri dalam doa (Mat 21:22; Mrk 11:24). Iman menyangkal percaya diri dan “tidak” kepada kebanggaan atas prestasi, dan pasrah sepenuhnya atas belas kasihan Allah. Pengampunan:  Langkah pemulihan kepada persekutuan dengn Allah adalah pengampunan dosa. Ketika Yohanes Pembaptis meminta pertobatan (Mrk 1:4) ia menambahkan “Allah akan mengampuni dosamu”. Mengampuni berakar  dalam kasih Allah  dan tidak menuntut apapun dari manusia seperti dla kisah anak yang hilang (Luk 15:11-32). Perumpamaan tentang hamba yang tak mau mengampuni menunjukkan bahwa orang yang telah menerima pengampunan diharapkan  secara ipso facto (sendiri) harus melakukan pengampunan (Mat 18;23-35). Kesimpulannya: tersirat kesdiaan Allah untuk mengampuni, pertobatan mendahuli pengampunan dan pertobatan berbarengan dengan pengampunan. Terdapat hubungan antara Kristus dengan pengampunan, dan pengampunan selalu terlihat dalam hubungan dengan dosa, dosa-dosa dan hutang. Anugerah Allah: Konsep anugera: arti kharis  dalam pengertian umum adalah kemurahan hati (Luk 2:40, 52). Walau kata kharis (anugerah) tidak begitu banyak dalam Inji Sinoptik, tetapi kaya akan makna karena banyak ditemukan dalam petunjuk incidental. Misalnya dalam khotbah di bukit kita menemukan nasehat-nasehat etis  tentang kerajaan Allah. Etikanya atau etika Yesus adalah berdasarkan anugerah. Konsep anugrah itu bisa kita lihat dalam perumpamaan Yesus misalnya tentang perumpamaan penabur (Mat 13:1-9, 18-23; Mrk 4:3-9, 14-20; Luk 8:4-8, 11-15) memperlihatkan bahwa seluruh pertumbuhan bergntung kepada benih dan tanah. Benih  dalam tafsiran kepada Matius adalah “firman tentang Kerajaan” (Mat 13:19) yang di dalamnya mengandung kehidupan,dan hanya Allahlah pemilik kehidupan. Hidup Baru dalam Kristus: Kalau kita melihat Kerajaan Allah dalam Injil maka kita perlu menanyakan bagaimanakah pengaruha menyambutnya kepada kehidupan orang percaya. Ada perkataan “Barang siapa menyambut kamu, ia menyambut kamu” (Mrk 3:35), menyambut orang berkekurangan adalah berbuat bagi Tuhan (Mat 25:35). Disini ada ayat solidaritas dan dasar hidup di dalam Kristus dan bersama Kristus. Hukum Taurat  Dalam Kehidupan Kristen:  kata “Hukum” tidak pernah dipakai dalam Markus tetapi terdapat 8 kali dalam Matius dan 9 kali dalam Lukas. Arti terutama adalah hokum Taurat dan yang paling utama adalah tuntutan-tuntutannya. Hukumdalam arti “perntah” kadang-kadang dikaitkan dengan pemakaiannya dalam arti “Kitab Suci” (bnd. Mat 5:17-18). Perlu dikatakan bahwa Yesus sering mengunjungi rumah sembahyang seperti diminta dalam hukum Taurat walaupun tidak terlepas dari niat untuk melanjutkan misiNya (lih Luk 4:15-16; 31-32, 44). Dia juga turut membayar bea untuk Bait Allah (Mat 17:24-27). Ini menunjukkan bahwa Yesus memandang banyak hal positif dalam Taurat. Ia menegakkan kekudusan Taurat dalam Matius 17:26. Dalam Lukas 16:17 “….satu iota atau satu titik pun tidak ditiadakan dalam hukumTurat sebelum semuanya terjadi”. Kata terjadi atau digenapi memakai pleroo. Namun pengertian lainnya adalah melengkapinya, bisa juga menegakkannya dalam arti penyelesaian atau perwujudan yang penuh. Pengertian ini bisa diterima. Penghargaan Yesus terhadap hokum Taurat terliht dalam Matius 23:2-3 dimana Yesus mengatakan bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menduduki kursi Musa. Yesus menganjurkan agar pengikutnya  untuk melakukan apa yang dikatakan orang Farisi tetapi tidak mengikuti cara hidupnya. Namun Yesus mengindikasikan bahwa Hukum Taurat tidaklah lengkap, dan Kerajaan Allah masih diatas hokum tersebut (bnd. Luk 16:16, Mat 11;12-13). Bahkan Yesus mengatakan “ Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7:12), jelaslah bahwa penafsiran ini justru melucuti Hukum Taurat. Ajaran Yesus menuntut lebih taat kepada Taurat berkat upaya manusia sendiri, karena itu hanya mengarah kepada kecongkakan. Dengan demikian Yesus ingin bukan sekedar memahami tetapi juga pengertian relevansi Hukum Taurat dalam kehidupan orang Kristen.
Jemaat Kristen Mula-Mula: Kalau melihat pemakaian kata ekklesia (jemaat) yang sangat miskin dalam Injil Sinoptik bisa dikatakan bahwa Yesus tidak tertarik dengan jemaat. Tetapi memahaminya tidaklah tergantung hanya pada kata itu. Kerajaan Allah dan Jemaat: Kita telah mengetahui bahwa kerajaan itu bersifat presentis dan futuris, namun tidaklah tepat kalau ada pandangan yang mengatakan kerajaan Allah hanya sekarang atau hanya yang akan datang sebab itu mempengaruhi jemaat awal. Murid murid yang diutus adalah memberitakan Kerajaan Allah bukan membentuk jemaat (Mat 10:7). Jemaat dan murid-murid bukanlah Kerajaan Allah  itu. Yesus sendirilah yang mengawali pemberitaan Kerajaan Allah tersebut (Mis. Luk 11:20), disebutkan dengan mengusir setan adalah tanda kehadiran Kerjaan itu. Murid memang bukan Kerajaan Allah tetapi dipakai Tuhan untuk mewujudkannya. Namun adalah wajar adanya perasaan “satu” bagi para murid yang memberitakan Kerajaan tersebut. Karena itu gagasan Kerajaan Allah mengisyaratkan adanya satu ruang linngkup yang merupakan tempat diakuinya kedaulatan Allah, dan memberi kesan adanya masyarakat baru di masa depan. Tetapi tidak berarti Kerajaan dan Jemaat dapat disamakan. Tetapi jelas juga bahwa jemaat memperoleh dasarnya dalam Kerajaan Allah. Lihat dalam beberapa ayat yang berhubungan dengan Kerjaan Allah terdapat terdapat gagasan mengenai “masuk” (Mrk 9:47, Mat 7:21, Luk 16:16), dan orang Farisi dituduh menghalangi orang masuk ke dalamnya (Mat 23:13 bnd. Luk 11:52). Ada juga perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang menckup kerajaan Allah seperti biji sesawi (Mrk 4:30-32), juga tentang pukat (Mat 13:47-48). Jemaat merupakan perwujudan yang tidak lengkap dari Kerajaan Allah. Ada pendapat bahwa ke 12 murid adalah gambaran ke 12 suku bangsa Israel dan mengambil bagian penting dalam perwujudan Kerajaan Allah. Gagasan mengenai jemaat dalam pengajaran Yesus: gagasan yangkita ketahui dalam Perjanjian Lama adalah bahwa  Israel digambrkan sebagai umat Allah. Allah mmemberi janji tetapi juga tuntutan. Kegagalan mereka memenuhi tuntutan ditanggulangi dengan penebusan Allah sendiri, sehingga dikenal sebagai Allah penebus. Walaupun banyak yang menolak penebusan tetapi selalu ada “sisa” yang setia. Tentang “sisa” ini diteruskan dalam Perjanjian Baru berupa perkumpulan bukan pribadi-pribadi. Yesus membatasidiri bagi domba-domba yang hilang dari Israel (Mat 15:24) domba yang hilang ini dapat dibandingkan dengan murid-murid Yesus (Luk 12:32). Jumlah 12 tentu bukanlah suatu yang kebetulan  tetapi merupakan symbol dari seluruh suku bangsa Israel. Dapat disimpulkan bahwa murid-muridlah sebagai inti jemaat yang baru. Ini sangat beralasan karena Injil Sinoptik mengangkat mereka pada jabatan rasul (Mat 10:2 = Luk6:13 = Mrk 6:30). Setelah pengkuan Petrus di Kaisarea Filipi (Mat 16:21, Mrk 8:31, Luk 9:43), Yesus lebih focus mengajar murid dan memberi mereka kuasa agar mampu menghadai penderitaannya nanti. Ucapan-ucapan ekklesia dalam Matius: hanya ada 2 kali kata ekklesia dalam Injil dan itu hanya terdapat dalam matius (Mat 16:18; 18:17). Ekklesia sebenarnya dipakai oleh Septuaginta untuk menerjemahkan kata Ibrani qahal, bukan eda. Keduanya merujuk pada pengertian perhimpunan umat Allah. Jadi kalau Yesus memakainya, itu berarti bertalian dengan  perhimpunan baru  yang berhubungan dengan Mesias (karena itu Yesus berkata “JemaatKu”. Pendapat lain mengatakan kata ekklesia menerjemahkan kata Aram kenisyta yang mengarah kepada rumah sembahyang (sinagoge) mesianis yang terpisah. Yang pasi ekklesia yang dimaksudkan Yesus bukanlah suatu organisasi tetapi kelompok yang dianggapNya sebagai milik sendiri dan diwakili olehh murid-muridNya. Apakah arti “batu karang”? waktu Yesus mengatakan “Engkau adalah Petrus (petros) dan diatas batu karang ini aku akan mendirikan JemaatKu” (Mat 16:18). Petrus dan petros memiliki arti yang dalam bahasa Aram disebut kefas. Dengan demikian arti sesungguhnya bahwa batu karang itu adalah Petrus sebagai pengaku iman, yaitu wakil dari orang-orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pintu alam maut, berarti bahwa  kuasa maut akan menyerang namun  tidak sanggup mengalahkan ekklesia, sama seperti Yesus yang menang mengalahkan maut. Pintu alam maut dalam bahasa Yunani pulai Hadou (Why 1:18; 6:8; 20:13,14) yang berfarti “Kerajaan maut”. Arti kunci Kerajaan sorga, kemungkinan besar adalah merujuk kepada pengertian Lukas  15:52 dimana disebutkan bahwa ahli-ahli Taurat telah mengambil kunci pengetahun. Jadi Petrus telah mengembalikan kunci itu dan menjadi perantara yang husus yang melalui dia kerajan sorga akan diberitakan. Masa Yang Akan Datang (Eskatologi): Kedatangan Kristus yang Kedua Kali: Waktu Yesus mengajar gagasan mengenai masa yang akan datang sudah dikenal, yaitu masa didirikanya pemerintahan Mesias yang akan datang (Olam habba). Dibedakan dengan masa sekarang. Ada beberapa pendapat mengenai hal tersebut, apakah sudah datang atau masih menunggu, atau keduanya berdampingan. Kata parousia sebagai kata untuk kedatangan Kristus kedua kali hanya dipakai satu kali dalam Injil yakni dalam Matius 24. Ada anggapan bahwa kedatangan kedua kali dianggap terjadi saat kematian seseorang, atau sebagai turunnya Roh Kudus pada masa Pentakosta? Kedatangan Anak Manusia:  dalam perkataan anak manusia kita melihat adanya bukti yang kuat mengenai cara bagaimana Yesus memandang pada masa yang akan datang. Bagi Yesus kedatangan kedua kali merupakan kepastian. Dan kedatangan kedua kali itu berhubungan dengan Kerajaan Allah (Mat 16:28). Kita melihat bahwa kedatangan Kristus  digambarkan dalam bentuk apokaliptik, seperti tanda-tanda di langit. Gambaran yang sama ditemukan juga dalam PL. gambaran tentang datang di awan-awan (Mrk 13:26 = Mat 24:30 dst. Dikatakan juga bahwa kedatangan itu didahului dengan tanda-tanda berupa peperangan, gempa bumi, kelaparan dan penganiayaan (Mrk 13:7-9; Mat 24:6-9; Luk 21:10-12). Dan satu hal tanda lain adalah bahwa Injil harus diberitakan kepada semua bangsa (Mrk 13:10=Mat 24:14). Kedatangan itu dikatakan sudah dekat  tetapi tidak diketahui waktunya. Ini tertulis dalam  Markus 13:32. Ini menjadi masalah bahwa seolah-olah pengetahuan Yesus akan kedatangannya sendiri sangat terbatas. Kehidupan sesudah kematian: Dari jawaban Yesus terhadap pertanyaan kaum Farisi mengenai siapakah suami dari seorang istri yang telah menikah sebanyak 7 kali (Mrk 12:18-27 dan paralelnya) dapat diketahui bahwa kehidupan sesudah kematian itu ada. Dalam Lukas 20:35, ajaran mengenai kebangkitan oleh Yesus lebih jelas. Keadaan Sementara: Bisa terjawab bahwa waktu Yesus menjawab respon penjahat disebelah kanannya waktu tersalib dengan mengatakan” Hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan aku di dalam Firdaus” (Luk 23:42-43) menunjukkan bahwa Firdaus itu adalah tempat sementara sebelum kedatangan Kerajaan Allah, walaupun ada juga penafsir lain yang menyamakan Firdaus dengan sorga. Penghakiman: ada beberapa ayat yang berbicara mengenai penghakiman. Dikatakan “Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Mat 16:27) ini menunjukkan perihal penghakiman tersebut.  Etika : Yesus tidak senang denganpribadi yang munafik yang ditunjukkan oleh kaum Farisi. Dia mengibaratkan mereka seperti kuburan indah tetapi di dalamnya busuk (Mat 23:27-28). Yesus juga tertuju pada hokum moral seperti keadilan, belas kasihan dan kesetiaan (Mat 23:23). Ajaran Yesus tentang etika bisa dibaca dalam ucapan-ucapan bahagia sebagaimana tertulis dalam Matius 5:3-12 dan Lukas 6:20-23. Jelaslah Yesus mengharapkan relevansi dari ajaran itu dalam hidup murid-muridnya. Kata berbahagia (makarioi) melampaui pengertian sekedar rasa senang. Yesus memberikan teladan dalam etika kehidupan, misalnya saja mengenai ketaatan membayar pajak, dengan harapan agar Yesus tidak menjadi batu sandungan kepada orang lain (Mat 17:22). Menurut Yesus kebajikan yang mutlak perlu dalam kehidupan berasal dari kasih. Yesus menyimpulkan hokum Perjanjian Lama sebagai kasih terhadap Allah serta sesame manusia (Mat 22:34-40 = Mrk 12:30-31 = Luk 10:25-28). Karena itu jelaslah bahwa kasih itu sangat penting terhadap keagamaan dan masyarakat. Dalam pengambilan keputusan etis perlu dipahami bahwa kasih  merupakan  kewajiban utama melampaui kebiasaan hingga mampu mengasihi musuh (Mat 5:44).  Yesus mengharapkan agar kasih diulurkan kepada orang yang tak layak dikasihi. Sikap lain yang penting adalah penolakan terhadap tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Mengutamakan prinsip kebenaran, dan  dari ajaran Yesus tentang “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33) hendaknya menjadi prinsip hidup orang benar. Tentu maksudnya adalah bahwa orang yang mencari kehidupan di dalam kebenaran tidak akan pernah dikecewakan Allah.

1 komentar:

  1. Betfair Casino - Wooricasinos
    Betfair is a casino located 바카라 사이트 in London with a high level of 토토 사이트 gambling activities. A number of people 피망 포커 from around the titanium wire world visit this casino. Betfair kadangpintar Casino was established in

    BalasHapus