Sabtu, 22 Maret 2014

SEBAGAI DOMBA, MARILAH SETIA PADA GEMBALA AGUNG KITA
Oleh Pdt. Elson Lingga

1. Saudaraku, daerah Timur Tengah yang gersang, bermusim dominan kering dan sangat dingin menjadikan tugas gembala penuh kesulitan. Di musim kering, air sulit dan rumput-rumput mati. Domba-domba akan kelaparan dan kehausan tetapi semua itu akan berlalu kalau sang gembala yang baik mencintai gembalaannya. Dia telah menghafal berapa banyak dan dimana saja telaga, sumur, yang masih menyediakan air bagi ternak ternaknya setelah berbulan-bulan hujan tidak turun. Dia juga merekam baik di memorinya di celah bebatuan mana ada rumput hijau setelah kelompok gembalaan lain telah menghabiskan rerumputan hijau ini, tentu juga di celah batu mana saja sering serigala atau singa gurun membahayakan gembalaannya. Mazmur 23 sangat puitis dan penuh haru melukiskan gembala yang baik memelihara merawat dan memberi kesejahteraan bagi domba-dombanya.
2.  Bangsa Israel adalah domba-domba gembalaan Allah, dan telah merasakan betapa perdulinya Tuhan dalam sejarah bangsa tersebut. Peristiwa besar yang terjadi sebagai abstraksi kesungguhan kasih Allah bagi bangsa itu adalah peristiwa Eksodus, keluarnya umat Israel dari cengkeraman kekuasaan Mesir yang terdokumentasi dalam kitab Keluaran. Allahlah yang membuat mungkin keluaran itu, walau sebenarnya tidak mungkin bagi Israel mengingat hdebatnya Firaun-firaun memerintah. Itulah saat paling penting dan tragis mengisahkan sang gembala agung itu bertindak untuk kelepasan dan kemerdekaan bangsaNya. Peristiwa itulah juga alasan para poemazmur melukiskan kasih Allah yang tak terbatas untuk kemudian dijadikan pijakan pemujian di ruang-ruang ibadah Israel. Peristiwa yang sama diungkapkan pemazmur dalam Mazmur 95 ini. Satu ayat yang sangat penting dari Mazmur  ini berbunyi demikian: " Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya...." (ay. 7). Pemazmur sengaja menyinggung kemungkinan bangsa Israel lupa memuji Tuhan, pada hal dalam peristiwa Masa dan Meriba (Kel 17) Tuhan telah memberi pelajaran berharga.  Telah terbukti waktu mereka menguji apakah Allah ada ditengah mereka waktu kehausan dan kelaparan terjadi, dan Allah memang ada dan menjawabkebutuhan  Israel di gurun pasir itu.  Allah selalu membuat program "the table in the wilderness" meja perjamuan di guru pasir bagi bangsa yang miskin dan terlunta lunta itu. Namun mereka tetap bersungut-sungut mengutuki Musa dan menyalahkan Allah, sehingga kemarahan Allah menjadi pengalaman pahit bahwa perjalanan yang seharusnya cukup dalam beberapa bulan hingga sampai ke tanah terjanji tersebut tetapi akhirnya harus ditempuh dala kurun waktu 40 tahun, bahkan generasi itu hanya berapa orang saja yang diperbolehkan Tuhan memasuki tanah terjanji.. mengerikan saudara-saudaraku... bagaimana kalau kita yang telah mendapat keistimewaan dari Tuhan dengan segala keniknamatan "the table in the wilderness', tetapi kita tetap durhaka dan tidak percaya. Sekarang bukan lagi dalam gurun pasir tapi banyak diantara kita bersinggah sana dalam gunung kemewahan, kelimpahan materi, puncak karier, kemajuan usaha, keberhasilan anak-anak kita, tetapi toh lupa beribadah kepada Tuhan...hati hati bisa saja Tuhan akan mempersulit hidup kita, dan menghajar kita dengan peristiwa menyakitkan dan duka nestapa.
3. Saudara dalam Kristus dalam ayat 2 sampai ke 5 dikatakan  alasan yang jelas atas ibadah-ibadah kita:
  "Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya".  Sangat jelas Pemazmur meminta agar menaikkan syukur dan sorak sorai bagi Allah karena milikinya lah darat laut gunung dan udara, semuanya itu jadi jadian tanganNya. Yang menarik adalah bahwa kita hidup dan memperoleh segala kebutuhan kita dari jadi-jadian Allah, dari laut darat, gunung udara. Mari kita bayangkan betapa banyaknya manusia tergantung dari hasi laut,  nelayan-nelayan, pedagang-pedagang yang memakain jasa laut. betapa banyak diantara kita yang bekerja di pertambangan pertambanganmengali punggung gunung untuk mendapatkan emas mulia, timah, bahkan hasil hutan, berapa puluh ribu saat ini orang yang memakai pesawat udara sebagai sarana transportasinya. Kendati demikian, bisakah anda hitung betapa banyak orang yang tidak merasakan bahwa mereka  sebenarnya hidup dari harta milik Tuhan tetapi tidak pernah menyapa Tuhan? bayangkan kita memasuki rumah mengambil harta milik Tuhan tanpa menata keloloa dengan baik dan tidak  permisi dan peduli dengan Tuhan, bukankah suatu saat  Allah akan marah kepada kita?
4. Sebagai pesan pemazmur menekankan agar sebagai Gembalaan Allah, yang telah merasakan betapa baiknya dan kasihnya Dia, janganlah mengeraskan hati seperti orang Israel di Masa dan Meriba itu. Inilah saatnya masuk ke rumah "dengar-dengaran dengan Tuhan", menjadikan hidup penuh syukur dan menjadikan hidup kita menjadi Kurban yang harum dihadapan Allah. Paulus mengatakan :" Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Rom 12:1).Selamat beribadah...dan jadilah domba yang baik dan setia.



1 komentar:

  1. Stainless Steel Dining Table - TITanium Art - TITanium
    Titoanium titanium cerakote is 2019 ford edge titanium for sale a modern table dining table from Tito who has always made a name for himself. titanium sponge This table 2019 ford fusion hybrid titanium features black-and-white marble with a touch of $39.99 · titanium automatic watch ‎In stock

    BalasHapus