Selasa, 15 Juli 2014

KASIH DAN KUASA ALLAH YANG KEKAL ABADI
Pdt. Elson Lingga

Saudara dalam Kristus Yesus,
Ditengah klimaks penderitaan Israel Yesaya berbicara tentang kuasa dan kasih Allah. Setelah penyelewengan dan dosa-dosa Israel menjijikkan  Allah hukuman pun menanti (dosa dosa bukan lagi hanya sebatas tindakan sederhana tetapi juga keputusan-keputusan raja dan tidak senafas dengan kehendak Allah, membuat kekacauan bangsa). Allah menggerakkan bangsa lain untuk melecut dan menghajar mereka. Asyur mengambil peran cambuk bagi Israel. Peristiwa tersebut akhirnya memutar sejarah dari bangsa yang berdaulat, berubah menjadi bangsa yang terjajah, bahkan bangsa yang terbuang. Setelah Yesaya (Ibrani:Yeshayahu = Penyelamatan Yahwe) berbicara tentang himbauan pertobatan dan ancaman dan hukuman dalam 39 pasal pertama, bagian kedua dari fasal 40-55 mengandung teologi tentang mesianisme penyelamatan bangsa. dan pada bagian inilah renungan minggu ini menemukan konteksnya.

Disampng sebagai media pembelajaran, ternyata pembuangan menjadi pentas kemuliaan dan kekekalan kasih serta kuasa Allah. Perlu anda ketahui bahwa renungan tentang kemahakuasaaan dan kasih Allah  (renungan hari ini) dimulai dengan teks unik dan mempesona. lihatlah teks dibawah ini:
"Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih! Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih! " (Yes 44:1-2).
Ada 4 kata kunci kuasa dan kasih Allah bagi umatnya: Menjadikan, membentuk dalam kandungan, menolong. Bukankah itu berarti bahwa sejak keberadaannya masih sperma bibit yang sangat awal kecil dan cikal bakal, Allah telah memiliki rencana besar baginya? justru dari rahim kemaha kasihan Allah sendirilah terbentuk dan terlahir Israel yang kecil dan kemudian bertumbuh menjadi besar? sama seperti setiap manusia adalah muzisat dari kemaha kuasaan Allah. Di dalam rencana-rencananyalah setiap orang berada, bukan secara kebetulan seperti teori-teori terjadinya alam di mata para ilmuan, tetapi dalam rencana keajaiban yang direalisasikan dengan kasih sejati. itulah kita. Dalam hubungan inilah sebaiknya kita memahami bahwa kita ini sangat berharga di mata Tuhan.
Setelah kekalahan Israel dan penghancuran-penghancuran harapan mereka seolah-olah Allahlah yang kalah dan tidak berkuasa lagi. Ilah-ilah orang Asyur kemungkinan lebih menguasai alam dan nasib mereka, jangan jangan orang Israel terpikat pula untuk menyembah 'tuhan' orang Asyur tersebut. Di masayarakat Timur Tengah kuno sangat lajim pemahaman bahwa tuhan satu suku bangsa hanya berkuasa di teritorialnya saja, sementara diwilayah lain tuhan setempatlah yangberkuasa. Apalagi kalau satu bangsa mengalahkan bangsa lain itu sama dengan kekuatan ilah bangsa penjajah tersebut yang mengalahkan ilah bangsa terjajah.  Namun pemahaman itu terbantahkan dengan pemberitaan Yesaya yang mengatakan: " "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku" (ay 6). Artinya adalah kukuasaan Allah utuh tak terbelah walaupun Israel kalah, Dia senantiasa berkuasa atas seluruh jagad raya dari  kekekalan hingga keabadian masa. Ini juga mau menegaskan bahwa Dia tidak berubah dalamn kuasa pun dalam kasihnya. Sebaiknya kalau ada kegagalan dan kekalahan yang perlu diperiksa adalah diri kita sendiri apakah kita telah jauh dari Allah.
Kekuasaan Allah yang maha besar itu adalah saat dia menciptakan dan mengatur perputaran roda waktu dari dahulu kala hingga ke kekalan yang abadi. Ayat 7 berbunyi:
"Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami". Lihat kalimat yang mengakatakan: Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba..Kalimat ini mengingatkan Israel bahwa waktu perjalanan masing masing manusia bahkan bangsa Israel bukanlah waktu yang hampa berjalan seolah olah hanya ada siang yang terang kemudian bertukar dengan malam yang gelap. Tetapi di dalamnya ada bekas jari tangan Tuha yang berkarya tentang apa yang akan terjadi dari masa ke masa. Bagi bangsa yang terjajah dan terbuang ini menjadi satu stempel atau meterai bahwa Allah masih berkarya sepanjang masa untuk keselamatan bangsa tersebut hanya dalam kasihNya seperti di katakan dalam bagian lain:
Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku. (Yes 49:14-16)
Tidak ada Allah seperti Yahwe, yang tidak pernah meninggalkan seluruh buatan tanganNya.

Saudara dalam Kristus,
Setelah mengungkapkan semuanya itu dalam ayat terakhir Allah meminta Israel untuk tidak taku dan tidak gemetar menghadapi apapun yang akan terjadi dalam kehidupan umat Israel, tentang ketangguhan musuhnya, tentang beratnya hukuman, tentang duka lara akan segala pelanggaran di masa silam. Allah kini berada di antara mereka, dia ibarat jenderal perang yang perkasa berdiri dihadapan lawan-lawannya untuk membela umat yang tak berdaya itu. Mereka akan melihat semuanya itu dengan mata kepalanya, mereka akan menjadi saksi atas seluruh kehebatan Allah, tidak ada tuhan lain sehebat Dia
.
Aplikasi:
Seandainya kitalah Israel itu, renungan ini mengajak kita memahamibahwa :
1. Setiap orang diantara kita adalah insan yang berharga bagi Tuhan sebab Dialah yang membuat kita ada mulai terbentuk di kandungan ibu (bnd Mazmur 139) dimana Allah memiliki rencana rencana yang besar. Dia mengamati dan tidak ada yang tersembunyi baginya, oleh karena itu sesungguhnyalah kita mengisi hidup ini dengan karya karya yang berkenan di mata Tuhan.
2. Boleh saja kita tersesat dalam dosa yang mendukakan Tuhan bahkan Dia kemudian menghukum kita, tetapi hukumannya tetap dalam rangka mengasihi kita.
3. Memang akan ada banyak kesulitan dan pengalaman getir  mengiringi setiap langkah. Sangat sedikit jalan datar, lebih didominasi jalan mendaki, curam, terjal berliku dan licin. Tetapi Allah juga mengiringi di perjalanan tersebut.
4. Peristiwa peristiwa dalam hidup kita ada dalam rencana Tuhan yang mengetahui setiap periwtiwa dan masa. Dia adalah Allah yang kekal, Alfa dan Omega, Allah dari segala yang ada.
5. Seperti seorang jenderal perkasa Tuhan senantiasa berada didepan untuk menghadapi musuh musuh kemudian menyelamatkan kita. Kita akan menjadi saksi atas perbuatan perbuatan Allah yang besar tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar